Peduli Generasi Bangsa - Sinar Mas Perangi Narkoba Lewat Pendidikan

Indonesia saat ini menjadi negara darurat narkoba lantaran tiap tahunnya korban narkoba terus bertambah. Maka genderang perang melawan narkoba terus digaungkan dengan berbagaimacam cara. Peduli terhadap masalah narkoba, Sinar Mas dukung peringatan Hari Antinarkotika Internasional (HANI) yang dikenal pula dengan The International Day Against Drug Abuse and Illicit Trafficking di Lapangan Parkir Jl. Cengkeh, Kota Tua, Jakarta Barat belum lama ini.

Managing Direcor Sinar Mas, G. Sulitiyanto bilang, tahun ini perseroan fokus pada penyelamatan anak dan remaja dari bahaya narkotika. “Mereka adalah investasi bangsa yang harus dirawat sebaik mungkin. Selama ini Sinar Mas – diantaranya melalui Eka Tjipta Foundation memberikan dukungan melalui jalur pendidikan. Tapi dalam suasana Ramadan dan ulang tahun Kota Jakarta ke-489, dukungan kami lakukan pula melalui Bazaar Rakyat,”ujarnya saat mendampingi Kepala Badan Narkotika Nasional, Komisaris Jendral Pol, Budi Waseso.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan sejumlah petinggi negeri lainnya. Sinar Mas mendukung penuh upaya pemerintah untuk memerangi narkotika terutama di kalangan muda. Kerja sama penyuluhan dan MoU juga sudah dilakukan oleh pilar Sinar Mas seperti yang dilakukan oleh Sinar Mas World Academy beberapa waktu lalu. Dalam kegiatan ini, Sinar Mas menyediakan lebih dari 5.000 liter minyak goreng kemasan yang dijual seharga Rp 7.000 per liter. Sulistiyanto menambahkan, Bazaar Rakyat tidak hanya bantuk komitmen Sinar Mas mendukung pemerintah melakukan stabilisasi harga minyak goreng, tetapi juga untuk berbagi dengan sesama.

Selain itu, melalui kegiatan ini, Sinar Mas melalui pilar bisnisnya dapat menjalankan program corporate social responsibility yang mengedepankan produk dan merek andalan sendiri. Hal ini termasuk bagian dari kampanye 'Produk Indonesia, Jati Diri Bangsa' yang tengah dilakukan guna meningkatkan pemahaman serta pilihan publik terhadap produk buatan dalam negeri, sesuai arahan pemerintah agar produk turunan atau akhir dari industri kelapa sawit dapat menjadi pendorong perekonomian dan kesejahteraan Indonesia.

Darurat Narkoba

Asal tahu saja, sekitar 50 orang meninggal setiap hari karena penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang dan menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah pengguna narkoba di Indonesia hingga November 2015 mencapai 5,9 juta orang atau meningkat signifikan dari tahun 2014 sebesar 4,2 juta. Komjen Pol Budi Waseso, Kepala Badan Narkotika Nasional pernah bilang, Indonesia adalah pangsa pasar terbesar untuk penjualan narkoba, sedangkan negara terbesar pengimpor adalah China dan Thailand.“Pada tahun 2015, kami berhasil mengamankan sekitar 3 ton sabu yang berarti menyelamatkan banyak generasi muda. Satu gram saja bisa digunakan untuk 5 orang. Jadi dengan mengamankan 3 ton sabu sudah berapa ribu jiwa yang diselamatkan," ungkapnya.

Penggunaan narkoba, lanjutnya, banyak disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang narkotika serta kepedulian dari masyarakat serta hukum yang masih belum mengikat secara maksimal.“Tidak ada bagian masyarakat yang tidak clear dari narkoba. Semua sudah terkena. Ada oknum TNI, oknum Polri termasuk oknum dari BNN. Dan kami akan membersihkan dan memperbaiki dulu bagian dalam serta menjalin hubungan baik termasuk dengan kalangan pondok pesantren yang sangat solid dan memiliki banyak santri," tutur Buwas.

Tidak menutup kemungkinan, menurut dia, para bandar mengincar lingkungan pesantren untuk penjualan narkoba. "Setiap hari ada 30-40 orang yang mati karena narkoba,"ungkapnya. Selain itu, BNN juga mengungkapkan telah merehabilitasi sebanyak 42.429 pecandu, penyalahguna dan korban penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan (narkoba) yang ada di seluruh Indonesia.

Menurut Budi Waseso, mendengarkan suara hati anak-anak dan remaja adalah langkah awal untuk membantu mereka tumbuh sehat dan aman' mengandung makna filosofis bahwa strategi terbaik adalah pencegahan dengan sasaran prioritas anak dan pemuda. Dalam konteks pengurangan pasokan melalui pemberantasan dalam kurun waktu tahun 2015 sampai Juni 2016 telah mengungkap sebanyak 1.015 kasus dari 72 jaringan sindikat narkotika baik yang ditangani oleh BNN Pusat maupun BNN Provinsi.

Dari pengungkapan itu, diamankan 1.681 tersangka. BNN juga berhasil mengungkap tindak pidana pencucian uang yang berasal dari kejahatan narkoba dengan nilai aset yang dirampas sebesar Rp 142,058 miliar. Adapun barang bukti narkotika yang berhasil disita adalah sabu seberat 2,8 ton, ekstasi sebanyak 707.864 butir, ganja sebanyak 4,1 ton dan lahan ganja seluas 69 hektar. (bani)

BERITA TERKAIT

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…

BERITA LAINNYA DI CSR

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…