Kenaikan Harga Kapas akan Turunkan Produksi TPT

NERACA

Jakarta - Harga kapas mengalami peningkatan sekitar 35,7% sejak akhir 2010 lalu. Semula harganya sebesar US$2,8 per kilogram (kg), kini telah menjadi US$3,8 per kg. Kondisi ini dikhawatirkan akan menurunkan kapasitas produksi industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) nasional. 

Ketua umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman mengatakan, harga kapas yang terus mengalami lonjakan telah membuat modal kerja perusahaan produsen tekstil akan mengalami penyusutan.

“Lonjakan harga ini akan menguras working capital industri dan tentu saja bisa mengganggu cash flow. Karena modal kerja yang menyusut, dipastikan kapasitas produksi akan turun kendati mungkin secara profit masih menjanjikan karena didorong oleh kenaikan harga jual,” kata Ade, ketika dihubungi NERACA, Kamis (17/2).

Menurut Ade, harga kapas dunia bakal sulit mengalami penurunan harga sepanjang tahun 2011 hingga 2012. Pasalnya, kapas yang diperdagangkan di pasar berjangka adalah untuk pengiriman hingga Januari 2012. “Jangan harap harga kapas bisa turun tahun ini. Karena itu sudah diperdagangkan secara futures, dan sudah sold untuk Januari 2012,” tegas Ade.

Selain itu, imbuh Dia, industri di sektor hulu harus menaikan harga, karena bahan baku naik. Sementara itu di sektor hilir kesulitan untuk menaikan harga jual, hal ini karena kesepakatan itu harus dibuat di awal kontrak dengan pembeli. “Itu berisiko karena ketika barang terjual, dan mereka membutuhkan feed stock untuk produksi berikutnya, harga sudah naik,” jelas Ade.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan harga, sambung Ade, adalah dengan meningkatkan porsi komposisi penggunaan serat rayon dan poliester produksi dalam negeri. Sehingga, pemerintah harus berupaya untuk menggenjot penggunaan bahan baku lokal.

“Tetapi itu tidak berarti harus membuat terjadinya penurunan kualitas produksi. Karena seperti pasar Amerika Serikat dan Eropa, mereka pasti akan menginginkan produk yang berbahan kapas, walaupun harganya mungkin tinggi,” jelas Ade.

Hal senada juga diungkap Direktur Jendral Industri Berbasis Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto. Menurutnya, kenaikan harga kapas akan mempengaruhi industri TPT. Pasalnya penggunaan kapas di dalam negeri mencapai 40%, sedangkan serat rayon hanya sekitar 20%-25%.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indotextiles Redma Gita Wirawasta memperkirakan, kenaikan harga kapas akan terus terjadi sepanjang kuartal pertama tahun 2011. Namun harga kapas dapat mengalami penurunan pada saat harga kapas menyentuh di atas harga US$ 4 per kg. Alasannya, jika tidak turun maka akan menyebabkan inflasi.

Menurut Redma, untuk mengantisipasi lonjakan harga kapas, maka seharusnya Indonesia bisa menerapkan tindakan pengamanan perdagangan (safeguard) benang kapas asal India dan China.

“Kalau safeguard bisa disetujui oleh Menteri Keuangan (Menkeu), maka artinya impor benang kapas akan berkurang, produsen akan kurangi produksinya, hargapun akan lebih murah,” terang Redma.

Dia berharap, pemerintah dapat mengikuti langkah yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat. Negara Paman Sam itu melakukan negosiasi dengan India untuk melepaskan hambatan Bea Keluar (BK) dan kuota ekspor.

Redma menjelaskan, pada saat ini, harga rayon sebesar US$3,2 per kg, sedangkan harga poliester yakni US$2,2 per kg.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…