Organda Siapkan 46.000 Bus Angkutan Mudik

 

 

 

NERACA

 

Pekanbaru - Organisasi Angkutan Darat (Organda) tengah menyiapkan sekitar 46.000 lebih angkutan jenis bus dengan melayani para pengguna jasa transportasi darat untuk menghadapi musim mudik Lebaran tahun 2016. "Keseluruhan anggota kita itu siapkan 46.000 lebih armada bus sebagai angkutan Lebaran," kata Sekretaris Jenderal DPP Organda, Ateng Aryono kepada Antara di sela-sela Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I Tahun 2016 organisasi tersebut berlangsung selama tiga hari di Pekanbaru, Senin (30/5).

Dia mengatakan, jumlah bus tersebut terdiri dari angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), lalu angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), dan tambahan dari bus pariwisata. Jika dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu, katanya, maka terjadi peningkatan yang cukup besar karena terjadi antusiasme dari para pelaku transportasi darat karena tahun 2015 hanya sekitar 30.000 unit bus.

Pihaknya telah melihat berbagai aspek pengguna jasa transportasi darat seperti mulai terjadi penurunan angkutan Lebaran setiap tahun karena dipicu rendahnya daya beli masyarakat dan diperkirakan masih berlangsung sampai tahun ini. "Dominasi paling besar angkutan Lebaran setiap tahun mereka berada di Jawa dan Sumatera. Itu pun, mereka tinggal Jawa berasal dari Sumatera, jarang mudik pakai bus atau mobil pribadi. Mereka lebih memilih naik pesawat karena biaya transportasi kini lebih murah," ucap Ateng.

Ketua Umum DPP Organda, Adrianto Djokosoetono di tempat terpisah menambahkan, angkutan Lebaran tahun ini diperkirakan mulai terjadi pada H-12 yang ditandai dengan mudik bersama. Pihaknya menilai, bila angkutan darat terutama jenis bus melewati lintas pulau seperti Jawa dengan Sumatera pasti akan kalah bersaing dengan transportasi udara. "Tapi, kan ada AKDP. Angkutan ini melayani dalam provinsi atau dari ibu kota menuju kabupaten atau antar daerah. Sedangkan AKAP kini sering digunakan penumpang antar kabupaten dengan beda provinsi," katanya.

Untuk angkutan barang, dia tambahkan, mulai H-7 sampai H+7 Lebaran tidak diboleh melintas, sehingga pasokan logistik bagi daerah akan dimaksimalkan sebelum H-7 demi tercukupi kebutuhan saat hari raya Idul Fitri. "Beberapa provinsi dilaporkan seperti Sumatera Selatan, alami kemacetan justeru. Ini justeru terjadi dari ibu kota provinsi ke daerah pinggiran beberapa hari jelang Lebaran. Misalnya lintas dari Lampung ke Sumatera Selatan," bebernya.

 

 

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…