Jepang Incar Proyek Kereta Jakarta - Surabaya

 

 

NERACA

 

Jakarta – Atas undangan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar kunjungan kerja ke Jepang. Dalam pertemuan tersebut, negeri matahari terbit itu akan melobi pemerintah Indonesia agar memberi proyek pembangunan kereta sedang Jakarta-Surabaya. "Jadi memang pemerintah Jepang telah mengajukan keinginan untuk 2 hal, yaitu Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Kedua, kereta sedang Jakarta - Surabaya. Tentunya ini akan ditanyakan pemerintah Jepang," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung, di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (26/5). 

Untuk Pelabuhan Patimban, telah ada pembicaraan antara Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan dan Jepang. Mulai dari periodisasi waktu hingga pembentukan badan usaha pelabuhan. Sementara, terkait kereta sedang, masih proses lobi-lobi saja. "Pemerintah Indonesia yang jelas juga ingin Jakarta-Surabya ini bisa lebih cepat karena memang pertama penyeberangannya masih semuanya di permukaan, sehingga kalau ada mobil lewat masih distop dan sebagainya," tutur dia.

Pramono juga menyampaikan diharapkan kerjasama dengan negara manapun, pengembangan kualitas kereta api akan lebih baik dari yang sebelumnya. Dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Indonesia memilih Cina daripada Jepang untuk pengerjaan proyek tersebut.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menawarkan proyek revitalisasi rel kereta lintas utara Jawa ke Pemerintah Jepang. Dalam proposal renovasi rel, kecepatan kereta nantinya akan ditingkatkan dari 150 kilometer (km) per jam, dari sebelumnya rata-rata 100 km per jam. "Revitalisasi lintas utara Jawa agar kereta bisa melesat 150 km per jam. Jepang tertarik kecepatan tinggi," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Hermanto Dwiatmoko.

Pembicaraan antara Kemenhub dan Jepang terus berlangsung. Untuk merealisasikan ini, Jepang harus melakukan studi kelayakan terlebih dahulu. "Ide pertama, naikkan kecepatan Jakarta-Surabaya. Nantinya, sebelum dibangun maka Jepang harus melakukan studi kondisi lahan, kemudian kita luruskan jalur maka juga perlu pembebasan lahan," tuturnya.

Hermanto belum bisa berbicara jauh terkait rencana ini, termasuk perkiraan biaya karena belum ada kesepakatan. Namun bila proyek ini memperoleh kata sepakat, maka bisa mempersingkat waktu perjalanan dari Stasiun Gambir, Jakarta ke Stasiun Pasar Turi, Surabaya hanya 5 jam. Saat ini waktu tempuh kereta JKT-SBY berkisar 12 jam. "Jakarta-Surabaya bisa 5 jam. Ini sangat menarik karena bisa menarik penumpang dari pesawat," sebutnya.

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…