1,9 Juta Pekerja Rumah Tangga Alami Eksploitasi

 

NERACA

 

Jakarta – Berdasarkan laporan dari International Labour Organization (ILO) yang berjudul The Economics of Forced Labour mengungkapkan setidaknya satu dari 13 perempuan penerima gaji dipekerjakan sebagai pekerja rumah tangga. Diperkirakan 52 pekerja rumah tangga di dunia yang mana 41 persen berada di Asia Pasifik, bahkan 1,9 juta pekerja rumah tangga di Asia Pasifik mengalami eksploitasi. 

Bentuk-bentuk eksploitasi diantaranya gaji yang rendah atau bahkan tidak dibayar, jam kerja yang berlebihan, tidak ada hari libur, kondisi hidup yang buruk dan tidak aman, biaya agensi yang berlebihan, jeratan hutang, bahkan kerja paksa. Yang terburuk adalah pembatasan makan dan minum, kekerasan seksual, pemerkosaan, tidak diberi akses layanan kesehatan, diawasi oleh kamera pengintai, diharuskan meminta izin untuk ke kamar mandi serta penyiksaan fisik dan psikologis lainnya.

“Jutaan perempuan bermigrasi ke kawasan Asia Pasifik untuk bekerja sebagai pekerja rumah tangga, termasuk dari Indonesia. Oleh karena itu, dan sejalan dengan semangat yang ditetapkan dalam Protokol Palermo, merupakan sebuah kewajiban bagi setiap Pemerintah di kawasan untuk bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan guna mencegah pekerja rumah tangga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang,” ungkap Muhammad Anshor, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Jakarta, Rabu (25/5).

Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Brian McFeeters mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat terus berkomitmen untuk meningkatkan martabat, kebebasan, hak asasi manusia dan kesejahteraan masyarakat di dunia. “Tindak pidana perdagangan orang dapat menghambat kesehatan, peningkatan ekonomi, supremasi hukum, pemberdayaan perempuan, dan masa depan anak-anak muda. Kami sangat mendukung kampanye regional untuk secara efektif menangani tindak pidana perdagangan orang dan memberikan perlindungan kepada masyarakat di ASEAN, termasuk pekerja rumah tangga yang memiliki resiko tinggi terhadap eksploitasi karena kekerasan/penyalahgunaan dapat terjadi secara tersembunyi,” jelasnya.

Cegah Eksploitasi

Dalam rangka mencegah eksploitasi terhadap pekerja rumah tangga di Asia Pasifik, kampanye inovatif International Organization for Migration (IOM) atau IOM X bekerja sama dengan U.S. Agency for International Development (USAID) meluncurkan video Open Doors: An IOM X Production, yang bertujuan untuk mencegah eksploitasi terhadap pekerja rumah tangga di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). “Video berdurasi 22 menit ini membawa pesan kepada pengguna jasa bahwa hubungan positif dengan pekerja rumah tangga yang didasari rasa saling percaya dan komunikasi yang baik dapat menciptakan rumah yang nyaman (happy home),” ungkap Program Leader IOM X, Tara Dermott.

“Pengguna jasa adalah agen perubahan dalam menghentikan eksploitasi terhadap pekerja rumah tangga. Tujuan Open Doors adalah mendorong mereka untuk menjadi orang-orang terdepan dalam menciptakan lingkungan rumah yang nyaman (happy home) sehingga tidak ada lagi eksploitasi. Dengan memastikan bahwa setiap minggunya pekerja rumah tangga mendapatkan hari libur yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan apapun di mana pun sesuai dengan keinginannya, dan juga dapat berkomunikasi secara rutin dengan keluarga dan kerabatnya, hal ini merupakan langkah-langkah menuju arah yang tepat,” Dermott menjelaskan lebih lanjut.


BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…