Industri Komponen Otomotif Harus Diperkuat - Saingi Thailand

 

NERACA

 

Bekasi - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan Industri otomotif Tanah Air masih kalah dibandingkan Thailand. Kalau dilihat dari jumlah penduduk, Indonesia merupakan pasar yang paling potensial dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta orang.

"Kalau lihat produksi (Indonesia dan Thailand) jomplang. Thailand lebih tinggi, kita perlu menarik investor-investor supaya produksi bisa lebih tinggi, aneh penduduk kita 250 juta orang Thailand nggak sebanyak itu, tapi banyakan Thailand produksinya di industri otomotif," ujar saat Focus Group Discussion (FGD) Forum Wartawan Industri bertajuk 'Membedah Struktur Industri Komponen Otomotif Nasional di Cibitung, Bekasi, akhir pekan lalu.

Menurut Putu, untuk bisa menyalip Thailand akan dikembangkan produksi mobil ramah lingkungan atau LCGC (Low Cost Green Car). Dia yakin apabila tercapai dalam kurun waktu 5 tahun Indonesia bisa menyalip Thailand. "Kita punya program LCGC yang terus dikembangkan kurang dari 5 tahun bisa menyalip Thailand harusnya. Kita punya potensi lebih besar harus dijadikan target bersama goal kita beat Thailand untuk hasilkan kendaraan bermotor. Kita gawangnya itu bisa beat dari Thailand, beat dalam arti bisa memproduksi kendaraan bermotor," lanjut Putu.

Berdasarkan data Gaikindo, produksi mobil di Indonesia tahun 2015 mencapai 1.098.780 unit, angka ini menurun jika dibandingkan tahun 2014 yan mencapai 1.298.523 unit. Dari sisi ekspor CBU (Compeletely Built Unit) pada 2015 mencapai 207.691 unit meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 202.273 unit.

Putu menambahkan, pemerintah terus mendorong industri otomotif untuk mampu memproduksi LCGC hingga 400 ribu unit per tahun. Salah satu dorongan itu dengan memberikan insentif. "Saya tetap di program LCGC target 400 ribu unit belum tercapai. Kita coba dorong LCGC ke depan insentif lebih tinggi. Ke depan LCGC berbasis listrik mungkin gas atau diesel," tuturnya.

Kalau dilihat dari jumlah penduduk, Indonesia merupakan pasar yang paling potensial dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta orang. Di sisi lain, Industri otomotif dalam negeri terus berkembang, baik di sektor perakitan maupun komponen. Buktinya, kapasitas produksi perakitan kendaraan bermotor saat ini sudah mencapai 1,9 juta unit per tahun dan komponen tumbuh lebih dari ‎1000 unit perusahaan.

Putu menjelaskan, di Indonesia banyak produsen mobil yang memproduksi kendaraan, namun penyerapan tenaga kerja dan industri perakitan, komponen masih dinilai kecil jika dibandingkan Thailand.‎

Penyerapan tenaga kerja di sektor itu baru mencapai 1,3 juta orang, sedangkan Thailand lebih dari itu. Jadi kita harus meningkatkan lagi, dan kita pasti mampu karena secara jumlah penduduk kita mencapai lebih dari 250 juta jiwa, sedangkan Thailand lebih rendah," ujar Putu.

Lebih lanjut Putu mengatakan industri komponen di Indonesia tier satu terdiri dari 550 perusahaan, tier dua, dan tiga 1.000 perusahaan. Sedangkan outlet, workshop, hingga suku cadang jumlahnya mencapai 14.000. "Jangan nanti kapasitas produksi kita sudah lebih dari 2 juta unit tetapi komponennya masih diimpor. Oleh karena itu kita harus tingkatkan lagi industri komponen lokalnya. Dalam waktu 5 tahun ke depan kita yakni bisa lebih unggul dari Thailand, terutama dalam produksi komponen," kata Putu.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), tahun lalu telah terjadi penanaman investasi total Rp 22.235.888.463.186, uraiannya Rp 2.378.016.159.186 dan US$ 1.470.953.430. Investasi tersebut dilakukan oleh 76 perusahaan industri (perakitan maupun komponen) dengan total penambahan tenaga kerja sekitar 7.761 orang."Secara struktur industrinya kita sudah punya, tinggal kita perkuat saja ke depannya," pungkas Putu.‎

 

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…