Produk Khas Menjadi Andalan Industri di Daerah

NERACA

Jakarta – Pelaku usaha dan pemerintah daerah semakin bergairah mengembangkan industri kecil dan menengah berbahan baku dari kawasan setempat. Produk olahan pangan, perikanan dan kerajinan menjadi beberapa produk andalan. Hal itu sejalan juga dengan upaya Pemerintah memeratakan pengembangan industri agar tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa sekaligus mendorong wirausaha-wirausaha baru di Tanah Air. Hal itu menjadi perbincangan Menteri Perindustrian Saleh Husin saat menerima Walikota Langsa Aceh, Usman Abdullah di Kementerian Perindustrian, Jakarta, dikutip dari keterangan pers, akhir pekan lalu.

“Langsa, seperti daerah lain di Indonesia, tentu memiliki potensi industri kecil dan menengah selain industri besar. Beberapa produk olahan pangan dari Langsa seperti keripik pisang, melinjo dan tentu saja kopi bisa dikembangkan,” ujar Menperin.

Langsa terletak sekitar 400 kilometer ke timur dari Banda Aceh. Kota ini terbilang komplet lantaran memiliki pesisir dan wilayah laut selain bentangan lahan pertanian dan perkebunan.  Menteri Saleh juga mengungkapkan, Kemenperin memiliki program pembinaan industri kecil dan menengah. Teknik produksi dapat diperbaiki, begitu juga dengan kemasan produk. “Pendekatan branding, termasuk kemasan yang menarik, saya cermati efektif untuk mendongkrak pemasaran,” ulasnya.

Senada, Walikota Langsa Usman Abdullah mengatakan salah satu strategi memacu pertumbuhan ekonomi daerahnya ialah mengembangkan sentra-sentra industri potensial sesuai potensi sumber daya ekonomi  lokal yakni pertanian, perikanan dan perkebunan.

Kota ini, imbuh dia, secara historis dan didukung posisi menghadap Selat Malaka, Langsa juga jalur perdagangan dengan adanya Pelabuhan Kuala Langsa. Hal ini juga memperkaya aktivitas ekonomi dan budaya, termasuk dalam hal ragam produk kuliner.

“Kota kami juga strategis, merupakan jalur darat dari Banda Aceh serta kota lain di Aceh dari dan ke Medan, Sumatera Utara. Antara lain, kami akan dorong produk makanan menjadi buah tangan menarik bagi warga kami yang bepergian ke lain daerah maupun wisatawan dan bahkan masyarakat yang bepergian melintasi Langsa,” katanya sembari mengungkapkan pemkot juga terus berupaya menarik investasi ke Langsa.

Turut mendampingi Menperin ialah Dirjen Industri Agro Kementerin Panggah Susanto dan Dirjen Industri Kecil dan Menengah Euis Saedah. Bersama Walikota Langsa antara lain Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Usahan Kecil Menengah (Diskoperidag dan UKM) Ariman, Kepala Bappeda Said Fadli, Ketua Komisi C DPRK Langsa Pangian Widodo Siregar dan Presiden Direktur PT Aceh Boga Sejahtera Amir Faisal.

Pada siaran pers sebelumnya, diwartakan, Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional menunjukkan kinerja yang cukup gemilang. Pada Februari 2016, nilai ekspor naik sebesar 6,81 persen jika dibandingkan periode sebelumnya (month on month).

Industri ini merupakan industri padat karya, yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1,5 juta orang atau sekitar 10,36 persen tenaga kerja di sektor industri. Di Indonesia, aktivitas produksi tekstil telah terintegrasi dari hulu sampai hilir, bahkan produknya juga dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional. “Kita sudah menyasar ke industri tekstil ke non-woven dan ke depan akan terus diperkuat. Ini bagian strategi diversifikasi produk sekaligus perluasan pemasaran ekspor,” kata Menteri Perindustrian.

Produk non woven itu diantaranya digunakan untuk material pembangunan infrastruktur jalan tol, agro-textiles, medis, industri makanan dan minuman, industri otomotif serta industri manufaktur konsumsi lainnya.  Pengembangan produk itu turut memperkuat daya saing yang menjadi modal kuat bagi industri TPT nasional. Apalagi, pasar tektil masih luas dan juga permintaannya besar.  “Dalam periode lima tahun terakhir, rata-rata meningkat sebesar 9,9 persen per tahun, dimana Indonesia baru bisa mensuplai 0,47 persen dari kebutuhan dunia,” tuturnya.

Menperin optimistis pasar global industri TPT akan terus membaik dengan diikuti kenaikan permintaan. Untuk itu, peluang yang ada dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dengan terus melakukan peningkatan daya saing dan perluasan pasar ke non tradisional.

Hal lain yang penting, kata Menperin, potensi pasar dalam negeri harus tetap dijaga. “Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia dan tingkat pendapatan per kapita yang terus meningkat, akan menjadi pasar yang sangat potensial bagi industri TPT nasional,” ulasnya seraya mengharapkan industri TPT semakin rajin memperkenalkan branding Indonesia.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…