Inovasi dalam Menciptakan Energi Terbarukan

 

 

NERACA

 

Jakarta - Terbatasnya pasokan energi di tengah kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat seharusnya menjadi perhatian utama dari semua kalangan untuk berusaha menciptakan inovasi baru dari sumber-sumber energi alternatif yang ada di Indonesia seperti dari tenaga air, biogas, angin, panas bumi dan lain-lain.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Bidang BUMN, Adi Satria Sulisto dalam seminar yang bertemakan mendorong peran serta masyarakat dalam penggunaan energi baru dan terbarukan yang digagas oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) di Jakarta, Kamis, (21/4).

“Penggunaaan energi baru dan terbarukan dalam skala kecil sekalipun bisa berguna untuk masyarakat, terutama di pedesaan. Banyak akses terhadap energi masih terbatas, listrik juga masih minim, sehingga memang diperlukan inovasi-inovasi bagaimana mengatasi masalah energi kita. Tentunya pengembangan energi baru dan terbarukan harus terus kita kembangkan. Kita juga mengharapkan ke depan, kita bisa lebih mandiri dalam pengadaan energi,” Papar Adi.

Di tempat yang sama, Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Mumpuni mengatakan dalam pengembangan energi baru dan terbarukan perlu melibatkan peran serta masyarakat agar keberlangsungan proyek pengadaan energi yang telah dibangun bisa terjaga dan berkembang lebih jauh. “Teknologi harus dibawa sedekat mungkin dengan kemampuan masyarakat. Sumberdaya lokal harus diubah menjadi kontribusi lokal,” ungkap Tri Mumpuni.

Saat ini, pihaknya mengaku tengah mengembangkan pembangkit listrik berbasis kemampuan masyarakat. Menurutnya, mengedukasi dan melibatkan peran masyarakat membutuhkan kesungguhan dan pendampingan yang efektif.

Menurutnya, dengan tersedianya energi di daerah-daerah diharapkan dapat menjadi kekuatan ekonomi baru dimana sumber-sumber alternatif energi itu berada. Senada dengan Adi, Tri Mumpuni juga mengatakan, dalam proses pengembangan energi terbarukan tidak harus dimulai dari skala besar yang biasanya dikelola oleh swasta besar.

“Tidak perlu dalam skala besar saja yang diperhatikan. Kecil juga bisa bermanfaat. Indonesia itu ring of fire, geothermal ada dimana-mana, sungai ada dimana-mana. Sekarang bagaimana kita mengambil manfaat itu bagi kesejahteraan masyarakat dan menciptakan kekuatan ekonomi baru di daerah itu,” jelas dia.

Direktur Utama PT PPI, Dayu Padmara Rengganis mengatakan, masyarakat seharusnya tidak hanya menjadi objek dalam pengadaan energi, tetapi bisa juga menjadi pelaku utama dalam pembangunan energi baru dan terbarukan di Indonesia. Menurutnya, setiap orang bisa menjadi duta besar yang baik dalam mensosialisasikan energi. PPI bersama Kadin secara kongkrit akan melakukan strategi penerapan teknologi di bidang Energi baru dan terbarukan.

Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan, pihaknya mendorong inovasi sektor energi yang dilakukan dengan pemanfaatan maksimal energi baru terbarukan (EBT) serta konservasi energi yang bermanfaat langsung ke masyarakat, terutama dalam sektor ketenagalistrikan.

"Sumber energi di Indonesia saat ini masih terfokus di energi fosil. Cadangan energi fosil yang hanya mampu bertahan sekitar 10-13 tahun mendatang, tidak dapat membawa Indonesia ke kondisi yang diharapkan di tahun 2045," paparnya dan menambahkan, hal itu sehingga pemanfaatan sumber energi lain seperti matahari, air, angin dan sumber alternatif lain yang berkelanjutan menjadi solusi.

Ia mengemukakan bahwa transformasi energi dari fosil ke energi bersih dan terbarukan akan berdampak besar pada pengeluaran dana pembangunan dari APBN, jaringan ke daerah terpencil serta tersedianya sumber energi yang berkelanjutan. "Pengembangan sektor EBT tidak boleh lagi hanya sebagai lampiran. Kita akan tempatkan tema-tema EBT di depan. Salah satunya dengan mempersiapkan Dana Ketahanan Energi (DKE) mengingat umumnya EBT perlu teknologi tinggi berbiaya besar," ujar Sudirman.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, sekitar sekitar 12.659 desa di Indonesia belum sepenuhnya menikmati listrik, dan 65 persen desa tersebut berada di kawasan timur Indonesia. Untuk itu, ujar dia, pemerataan akses listrik ke seluruh wilayah Indonesia melalui salah satunya program Indonesia Terang, butuh kesiapan besar baik dari segi infrastruktur, jenis sumber energi yang akan digunakan serta pembiayaan. "Listrik adalah jendela peradaban. Pemerataan akses listrik akan membuat pendidikan terbuka, kesehatan terbantu yang berujung pada penguatan ekonomi," tegas Menteri ESDM.

 

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…