Kedirgantaraan - Indonesia Pacu Industri Perawatan dan Reparasi Pesawat

NERACA

Jakarta – Pemerintah memacu industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintanance and repair overhaul (MRO) terintegrasi di Indonesia, di mana dalam 20 tahun ke depan, pusat industri perawatan pesawat diprediksi akan berpusat di kawasan Asia Pasifik. Menteri Perindustrian Saleh Husin menegaskan hal itu saat menerima Asosiasi Jasa Perawatan Pesawat Indonesia atau Indonesia Aircraft Maintenance Services Association (IAMSA), di Jakarta.

“Banyak alasan kita harus mendorong industri ini. Jasa penerbangan domestik dan internasional terus tumbuh, jumlah penumpang naik dan otomatis jumlah pesawat bertambah sehingga ini menjadi peluang industri MRO kita,” kata Saleh dikutip dari keterangan resmi, Kamis.

Lebih lanjut, Saleh menuturkan, Indonesia juga merupakan salah satu sumbu lalu lintas udara di Asia dan dunia, berdampingan dengan Singapura dan negara lain seperti Malaysia serta Australia. Sepanjang 2014, merujuk catatan Kemenperin, jasa penerbangan dengan rute nasional mengalami peningkatan sebesar 18 persen dibandingkan pada tahun 2013.

Kemudian, pada rute internasional mengalami kenaikan sebesar 32 persen, sedangkan untuk angkutan barang nasional mengalami kenaikan sebesar 91 persen dan 71 persen untuk rute internasional. Diperkirakan, pada saat ini terdapat 63 maskapai penerbangan nasional, dengan populasi 657 pesawat, yang didominasi oleh pesawat jenis Boeing 737 Series sebanyak 231 buah.

Selain itu masih terdapat 182 buah pesawat lainnya yang dimiliki oleh sekolah penerbangan dan perusahaan perkebunan dan pertambangan. Selama ini hanya 30 persen pesawat yang beroperasi di sini dirawat di Indonesia, sisanya melakukan perawatan di MRO luar negeri. “Istilahnya, kita mesti tarik pulang yang 70 persen ini ke bengkel pesawat kita sendiri. Kita bidik sebagian besar pesawat dirawat dan di-overhaul di sini,” ujar Saleh.

Senada dengan optimisme Menperin, Ketua Dewan Pimpinan IAMSA Richard Budihardianto mengatakan perusahaan MRO di luar negeri terus meningkatkan kapasitas dan penyediaan fasilitas. Dia menghitung, peluang bisnis MRO didapat dari anggaran pemiliharaan setiap maskapai yang sedikitnya USD 1 miliar atau sekitar Rp13,2 triliun per tahun. “Dengan kenaikan jumlah penumpang rata-rata 15 persen per tahun dan bahkan lebih maka industri MRO nasional harus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas. Jika kita tidak bangun sendiri, asing yang akan ambil peluang,” katanya.

Saat ini proses penerbitan lisensi personel operasi pesawat udara, yaitu pilot, pramugari dan petugas pengoperasian penerbangan mulai bisa diproses secara daring atau “online”, setelah dilakukan peluncuran aplikasi sistem daring oleh Ditjen Perhubungan Udara Kememhub. Pengaturan sistem berbasis internet harus dilakukan seiring dengan perkembangan dunia penerbangan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Demikian dikatakan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo dalam peluncuran sistem aplikasi daring tersebut di Jakarta, Rabu kemarin.  “Perkembangan yang terjadi tentu harus didukung dengan peningkatan pada seluruh aspek bidang transportasi dan keamanan dan yang menjadi skala prioritas penerbangan dengan memiliki personel yang cakap dan andal dengan cara membuktikan kepemilikan lisensi,” tuturnya.

Selama ini dalam proses manual, dia menjelaskan banyak ditemukan kendala, yakni umumnya membutuhkan waktu 10 hari untuk penerbitan lisensi initial secara manual dan tiga hari untuk pembaharuan lisensi. “Dengan adanya sistem aplikasi ini, maka proses tersebut dapat dipercepat menjadi dua hari untuk penerbitan initial lisensi dan satu hari untuk pembaharuannya,” ucapnya.

Kendala lainnya, lanjut dia, yaitu pengaturan dan penyimpanan hasil penilaian ujian lisensi para personel pesawat udara masih manual dan tidak efisien, mengalami kesulitan dalam proses pencarian data lisensi personel, mengingat banyaknya dokumen yang tersimpan di ruang yang terbatas.

Selain itu, proses penyimpanan data masih bersifat manual dan sistem pemberitahuan hasil serta pembayaran masih sering terlambat diterima pemohon. Namun, Suprasetyo mengatakan dengan adanya sistem aplikasi daring tersebut, proses pengajuan permohonan, pengunggahan data dan pengumuman hasil dapat dilihat di situs serta tersimpan dalam server, sehingga lebih mudah untuk diakses. “Hasil pengujian lisensi dapat diketahui dalam tempo yang singkat dan transparan,” imbuhnya.

Selanjutnya, data personel pesawat udara lebih detil dan lengkap karena tersimpan dalam server dan sifatnya akurat serta selalu diperbarui (updated). Untuk pembayarannya melalui simponi mudah dan cepat serta terdapat kode elektornik untuk menghindari pemalsuan. Suprasetyo menyebutkan jumlah personel penerbangan aktif yang ada di Indonesia, di antaranya 7.400 pilot, 8.400 pramugari dan 1.800 FOO.

BERITA TERKAIT

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…