Genjot Kinerja Keuangan - Sido Muncul Berharap Asa Produk Jamu Baru

NERACA

Jakarta – Ancaman pemutus hubungan kerja karyawan (PHK) masal, dipastikan akan memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. Pasalnya, masih positifnya daya beli masyarakat diyakini akan menjadi penopang terhadap penjualan perseroan tahun ini. Apalagi, perseroan akan memperbesar porsi penjualan produk untuk pasar luar negeri. Saat ini, porsi penjualan perseroan untuk ekspor baru di angka 2,5%.

Maka guna memuluskan ekspansi bisnis ekspornya ke luar negeri, perseroan tahun ini menargetkan belanja modal atau capital expendetures (capex) mencapai Rp300 miliar. Kata Direktur Keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) Venancia Sri Indrijati, anggaran belanja tersebut akan dialokasikan untuk menyelesaikan pembangunan fasilitas produksi Tolak Angin/Tolak Linu cair dan jamu sejenisnya yang merupakan produk baru. Menurutnya, dengan selesainya kapasitas produksi baru diharapkan pihaknya dapat menggenjot kinerja di tahun ini. “Tahun ini kinerja perusahaan diharapkan akan tumbuh karena adanya produk baru,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Di sisi lain belanja modal yang ditargetkan pada 2016 itu sedikit meningkat dari tahun sebelumnya. Hingga November 2015 belanja modal SIDO mencapai sekitar Rp230 miliar. Jumlah itu diperoleh dari initial public offering (IPO) yang sekitar Rp 141 miliar dab sisanya dana internal perusahaan.  

Vinancia menambahkan, guna memenuhi target penjualan tahun ini, perseroan berharap pasar ekspor bisa tumbuh jadi 5%. Dimana ekspor terbesar saat ini berada di negara Afrika, Arab Saudi, Singapura dan Malaysia. "Seperti di Afrika, Kuku Bima Energi sangat diminati. Afrika penduduknya juga besar," ujarnya.

Selain itu, untuk meningkatkan produk ekspor, perseroan memilih strategi memaksimalkan pasar yang sudah ada dahulu. Baru kemudian jika memungkinkan akan melebarkan sayap ke negara lain."kami akan menggunakan market yang sudah ada, yang existing saja dulu, karena produk kami sebenarnya sudah ada di mana-mana," ujarnya.

Presiden Direktur SIDO, Irwan Hidayat menambahkan, minimnya pasar ekspor untuk produk Sido Muncul karena berbenturan dengan regulasi di masing-masing negara. Menurutnya, hingga saat ini belum ada kategorisasi jamu."Di seluruh dunia tidak ada aturan mengenai jamu. Itu masuknya sub suplemen. Masuknya sub suplemen bukan sebagai jamu,"ungkapnya.

Untuk diketahui, nilai penjualan perseroan selama 9 bulan pertama 2015 ini tumbuh 3,5 persen menjadi Rp 1,65 triliun. Adapun kategori produk penjualan perseroan yakni herbal dan suplement, healty food and baverages, dan pharmaceutical. (bani)

BERITA TERKAIT

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…