Paket Kebijakan Buka Peluang Dana Asing Masuk

 

 

NERACA

 

Jakarta - Pengamat pasar keuangan William Surya Wijaya meyakini paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah akan diapresiasi investor sehingga membuka peluang arus dana asing kembali masuk ke Indonesia yang akhirnya mengangkat rupiah. "Pemilik modal biasanya mengantisipasi terlebih dahulu dengan kembali melakukan investasi. Nilai tukar rupiah yang terapresiasi menandakan kebijakan pemerintah direspons positif," ujar William Surya Wijaya yang juga analis dari Analis Asjaya Indosurya Securities seperti dikutip Antara, kemarin.

Ia mengemukakan bahwa salah satu kebijakan ekonomi jilid III yakni penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), gas, dan tarif listrik bagi industri dapat menekan beban biaya perusahaan di sektor aneka industri di antaranya otomotif dan komponennya, tekstil, dan elektronik. Kendati demikian, William Surya Wijaya mengharapkan kebijakan pemerintah itu direspon dengan penurunan harga jual produknya agar daya beli masyarakat kembali meningkat sehingga dampaknya ke ekonomi dalam negeri dapat dirasakan.

Di sisi lain, lanjut dia, meredanya harapan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed fund rate) pada tahun ini juga menjadi salah satu faktor yang menopang nilai tukar rupiah. Ditundanya kenaikan suku bunga AS membuat investor yang telah memegang dolar AS kembali menempatkan dananya ke aset berisiko, termasuk ke rupiah. "Indonesia merupakan negara berkembang kedua setelah Tiongkok sebagai tujuan investasi, Indonesia juga masih cukup menjanjikan dalam memberi imbal hasil yang menarik," ucapnya.

Ia juga mengharapkan pemerintah dapat terus mengawal kebijakannya yang telah dikeluarkan sehingga benar-benar terealisasi dan terlaksana secara berkelanjutan. "Indonesia kan negara berkembang, paket kebijakan itu ibarat pupuk tanaman yang harus terus dijaga agar menjadi pohon yang kuat," ujarnya.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto menambahkan bahwa nilai tukar rupiah yang menguat cukp signifikan dalam dua hari terakhir ini seiring dengan adanya harapan fundamental ekonomi Indonesia dalam tiga sampai enam bulan mendatang akan membaik. "Paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah diperkirakan dampaknya akan terasa dalam tiga hingga enam bulan mendatang, diharapkan nantinya dapat mengimbangi sentimen kenaikan suku bunga bank sentral AS," ujarnya.

Senada dengan analis diatas, Pengamat kebijakan publik Ichsanuddin Noorsy mengungkapkan, imbal hasil yang tinggi dari perbedaan suku bunga antara Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) dengan Indonesia (BI Rate) jadi pemicu mengalirnya dana-dana asing masuk ke Indonesia. “Suku bunga tinggi yang menyebabkan SUN (surat utang negara-Red) lebih atraktif (seksi),” katanya.

Noorsy menyebutkan, perbandingan antara suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate 7,5 persen dengan Fed Fund Rate (FFR) 0,14 persen didapat 53,5 kali. Sementara bila dibandingkan dengan SUN berjangka waktu 3 tahun maka perbandingannya bisa mencapai 64,28 kali. Beberapa negara memang terbilang rendah, suku bunga acuannya, sebut saja. China hanya 3,5 persen sedangkan Jepang 0,1 persen.

Menurut Noorsy, ada sentimen positif bila pemerintah jadi mengeluarkan paket kebijakan ekonomi Jilid III. Sebab, ada stimulus ekonomi seiring dengan penurunan harga tarif dasar listrik (TDL) dan bahan bakar minyak (BBM). Dia menambahkan, Presiden RI Joko Widodo yang meminta perusahaan energi negara PT Pertamina untuk mengkalkulasi kembali harga BBM untuk kendaraan bermotor sebagai bagian dari paket kebijakan ekonomi jilid III menambah sentimen positif bagi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. “Investor kembali memasuki pasar seiring membaiknya sentimen. Stimulus tahap selanjutnya, dengan penyesuaian harga bahan bakar, kemungkinan akan memicu laju pertumbuhan dan konsumsi,” katanya.

 

 

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…