Bank NTT Incar Penyaluran Kredit Produktif

 

 

 

NERACA

 

Kupang - Manajemen Bank NTT terus berupaya mencari peluang baru di luar kredit konsumsi, yakni kredit produktif untuk UKM dan jenis kredit lain guna menggairahkan pertumbuhan ekonomi di daerah berbasiskan kepulauan itu. "Sasaran dan upaya ini (kejar kredit produktif) dimaksudkan untuk mengurangi pendapatan bank tersebut yang sebagian besarnya (sekitar 72 persen) berasal dari pengembalian kredit konsumtif, yang rata-rata berasal dari para pegawai negeri sipil di daerah berpenduduk sekitar 4,8 juta penduduk itu," kata Direktur Pemasaran Kredit Bank NTT, Absalom Sine, di Kupang, Rabu (7/10).

Ia mengatakan hal itu menjawab permintaan DPRD NTT melalui anggotanya Alexander Ena agar Bank NTT menurunkan suku pinjaman karena selama ini bank tersebut menerapkan bunga pnjaman sangat tinggi sehingga memberatkan para kreditur. "Bayangkan saja, bank-bank lain yang beroperasi daerah ini menerapkan bunga pinjaman 12 persen per tahun sementara Bank NTT sebesar 18 persen. Ini jelas sangat tidak berimbang," kata Alex pada rapat dengar pendapat antara DPRD NTT dengan manajemen Bank NTT di Kupang.

Menurut Alex, mayoritas kreditur di Bank NTT adalah pegawai negeri sipil, sehingga penerapan bunga yang begitu tinggi sangat memberatkan mereka beluim lagi syarat untuk mengajukan pinjaman juga tidak mudah. Dia mengharapkan, manajemen Bank NTT segera melakukan peninjauan kembali penerapan bunga pinjaman tersebut sehingga bisa bersaing secara sehat dengan bank-bank lain.

Direktur Pemasaran Kredit Bank NTT, Absalom Sine pada kesempatan itu menjelaskan, mulai tahun ini berdasarkan keputrusan RUPS beberapa waktu lalu, bunga pinjaman turun dari 18 persen ke 16 persen. "Secara bertahap kami akan melakukan peninjauan kembali penerapan bunga pinjaman sehingga bisa turun hingga 12 persen per tahun. Ini semua juga dibahas bersama para pemegang saham," jelasnya.

Manajemen kata Sine terus mendorong kredit produktif hingga untuk tumbuh dan berkembang ketimbang kredit konsumtif yang telah mencapai 72 persen hingga awal tahun buku 2015. "Kami harus akui, kredit konsumtif yang mencapai 72 persen atau lebih dominan ketimbang kredit untuk tujuan produktif untuk pemberdayaan sektor riil yang masih kesulitan dalam mencari partner," katanya.

Dominannya kredit konsumtif ini katanya seiring jumlah nasabah bank milik pemerintah daerah itu sebagian besar adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang dimudahkan untuk mendapatkan kredit sementara sisanya adalah pengusaha kecil dan menengah yang tidak gampang mendapatkan pinjaman karena terkait resiko.

Dia menuturkan, meskipun untuk menyalurkan kredit produktif sangat tidak mudah karena kerap muncul resiko aktifitas bisnis, Bank NTT tetap berupaya meningkatkan jumlah pagu kredit bagi usaha mikro, kecil dan menengah yang terus tumbuh di daerah ini.

Dia menyebutkan, dengan jumlah nasabah sekitar 800 ribu lebih, kredit yang disalurkan Bank NTT terus meningkat. Tahun 2013 realisasi kredit sebesar Rp4,3 triliun dan tahun 2014 Rp5,5 triliun. "Di awal tahun 2015 ini, kredit yang sudah disalurkan antara lain konsumtif Rp338 miliar dan produktif Rp267 miliar khusus Usaha Kecil Menengah (UKM). Kita berharap ada keberanian dari kreditur untuk tujuan produktif sehingga dapat menggerakan roda perekonomian daerah ini," katanya.

 

BERITA TERKAIT

BI Catat Term Deposit Valas DHE Capai US$1,9 Miliar

    NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri melalui instrumen Term…

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun NERACA Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) secara konsolidasi membukukan…

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow NERACA Jakarta - Ekonom Andry Asmoro menilai kenaikan suku bunga acuan Bank…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

BI Catat Term Deposit Valas DHE Capai US$1,9 Miliar

    NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri melalui instrumen Term…

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun NERACA Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) secara konsolidasi membukukan…

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow NERACA Jakarta - Ekonom Andry Asmoro menilai kenaikan suku bunga acuan Bank…