UKM Butuh Dukungan Finansial

 

 

NERACA

 

Jakarta - Bank Pembangunan Asia menyatakan, berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah di kawasan Asia, termasuk Indonesia, membutuhkan adanya dorongan peningkatan modal serta kesempatan lebih besar untuk akses finansial. "Asia memiliki jutaan UMKM tetapi hanya sedikit dari mereka yang dapat berkembang ke titik di mana mereka dapat berinovasi atau menjadi bagian dari rantai suplai global," kata Penasehat Senior ADB Noritaka Akamatsu dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis (3/9).

Untuk itu, menurut dia, UMKM membutuhkan lebih banyak lagi peningkatan modal usaha serta kesempatan guna mengakses berbagai saluran finansial untuk pembiayaan. Berdasarkan data Monitor Keuangan UMKM Asia 2014, yang menganalisis 20 negara di kawasan berkembang Asia, tercatat rata-rata 96 persen perusahaan yang terdaftar adalah UMKM.

Selain itu, data tersebut juga mengungkapkan bahwa UMKM di kawasan negara-negara Asia juga mempekerjakan sekitar 62 persen dari seluruh jumlah tenaga kerja yang ada di kawasan tersebut. Sementara integrasi kawasan dan liberalisasi perdagangan menandakan bahwa perusahaan-perusahaan perlu mengubah paradigma dari fokus kepada domestik atau dalam negeri menjadi fokus yang lebih mengglobal.

Sebelumnya, Pemerintah RI mengharapkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sekitar Rp30 triliun atau sesuai target pada tahun 2015 dapat terserap dan tersalurkan guna membantu sektor UMKM di Tanah Air. "KUR itu tahun ini harus tersalurkan Rp30 triliun, kata Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada wartawan setelah rapat tentang UMKM di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (25/8).

Menurut Jusuf Kalla, program KUR itu penting antara lain guna menopang usaha-usaha UKM terutama dengan masa pelemahan ekonomi seperti sekarang ini, penting agar kekuatan ekonomi seperti UMKM tetap berjalan. Terkait dengan kondisi perekonomian saat ini, Wapres mengungkapkan bahwa sekali lagi ini adalah masalah dunia dan pelemahan rupiah hanya terjadi pada mata uang dolar Amerika Serikat. "Rupiah memang melemah ke dolar tetapi tidak melemah ke mata uang yang lain," kata Jusuf Kalla.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah telah memutuskan menyalurkan Rp30 triliun itu ke sebanyak empat bank. Rp30 triliun itu, ujar dia, terdiri atas sekitar Rp20 triliun untuk kredit mikro, Rp9 triliun utk ritel, dan Rp1 triliun untuk DKI. Menko Perekonomian juga menuturkan, dalam kondisi seperti sekarang ini, penting bagi pemerintah untuk menguatkan UMKM melalui program KUR yang dinilai cukup berarti dalam menolong dan memperbaiki usaha mereka. Sedangkan Menteri KUKM IGN Puspayoga mengharapkan dalam empat bulan terakhir pada tahun 2015 ini dapat terserap KUR hingga Rp30 triliun seperti yang telah ditargetkan.

Berdasarkan Analisis Perkembangan Uang Beredar atau M2 pada Juni 2015 yang dipublikasikan Bank Indonesia, penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga Juni 2015 mencapai Rp710,9 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 2,33% dari kredit pada Mei 2015 yang mencapai Rp694,7 triliun. "Kredit yang disalurkan kepada UMKM pada Juni 2015 tercatat senilai Rp710,9 triliun, tumbuh 9,2% (y-o-y), melambat dibanding pertumbuhan Mei 2015 9,3% (y-o-y)," tulis data itu.

Kredit untuk sektor mikro mencapai Rp155,1 triliun, naik tipis dari bulan Mei yang senilai Rp150 triliun. Untuk penyaluran kredit skala kecil pada bulan Juni mencapai Rp203,7 triliun, naik tipis dari bulan Mei yang senilai Rp198,8 triliun. Sementara itu, untuk penyaluran kredit skala menengah pada bulan Juni mencapai Rp352 triliun, naik dari Mei yang Rp345,9 triliun. "Perlambatan terjadi pada kredit skala usaha Menengah yang tumbuh 8,0% (y-o-y), lebih rendah dibanding pertumbuhan Mei 2015 8,6% (y-o-y)," tulis Bank Indonesia.

 

BERITA TERKAIT

BI Catat Term Deposit Valas DHE Capai US$1,9 Miliar

    NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri melalui instrumen Term…

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun NERACA Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) secara konsolidasi membukukan…

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow NERACA Jakarta - Ekonom Andry Asmoro menilai kenaikan suku bunga acuan Bank…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

BI Catat Term Deposit Valas DHE Capai US$1,9 Miliar

    NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri melalui instrumen Term…

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun NERACA Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) secara konsolidasi membukukan…

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow NERACA Jakarta - Ekonom Andry Asmoro menilai kenaikan suku bunga acuan Bank…