Bertemu dengan Bos IMF, DPR Tegas Tolak Tawaran Utang

 

 

 

NERACA

 

Jakarta – Beberapa pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan mengadakan pertemuan dengan Direktur Internasional Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde pada Rabu (2/9). Namun begitu, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menegaskan bahwa pertemuan tersebut akan membicarakan soal perekonomian secara global. Namun, apabila IMF menawarkan hutang kepada Indonesia maka dengan tegas pihaknya akan menolaknya.

“Kami dalam posisi tidak dalam meminta atau mengharapkan bantuan apapun dari IMF dan kami tidak minta dukungan IMF dalam krisis. Pimpinan DPR RI tidak akan meminta dana atau hutang dari IMF untuk mengatasi kondisi perekonomian saat ini. IMF juga bilang tidak akan menawarkan hutang ke Indonesia namun terkait pelaksanaan konferensi bersama antara Bank Indonesia dan IMF,” ungkap Taufik di Jakarta, Rabu (2/9).

Taufik mengatakan dalam pertemuan dengan Direktur IMF tersebut, Pimpinan DPR akan berdiskusi mengenai kondisi ekonomi global. Menurut dia, DPR akan memberikan pandangannya mengenai situasi kekinian termasuk menurunnya nilai tukar rupiah. "IMF memiliki kedekatan dengan Perserikatan Bangsa Bangsa dan pemerintah Amerika Serikat. Kami akan menanyakan sampai kapan AD jalankan perannya yang dominan dalam perekonomian global," katanya.

Dia menjelaskan negara-negara berkembang di dunia yang tidak terkait langsung dengan AS terganggu perekonomiannya, pasca kebijakan ekonomi yang dikeluarkan AS. Selain itu menurut dia, perang harga minyak dunia yang menyebabkan turunnya harga minyak membuat kondisi dilematis serta merugikan negara-negara di dunia. "Negara-negara yang bergantung dengan stabilitas harga minyak dunia dirugikan," ujarnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya memastikan Indonesia tidak akan meminjam uang dari IMF, seperti dilakukan ketika Jakarta didera krisis moneter pada 1998. Ia berujar, Christine berkunjung ke Istana hanya untuk menyampaikan pandangannya mengenai ekonomi dunia. Kalaupun Christine menawarkan pinjaman, pemerintah akan menolaknya. "Tidaklah. Kami tidak akan minta ke IMF," Kalla menegaskan.

Sementara itu, Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro, menjelaskan kondisi ekonomi saat ini relatif sehat untuk menghadapi goncangan ekonomi. “Sekarang budget kalaupun defisit bertambah, kita masih relatif sehat di bawah rasio yang 3% misalnya, defisit pemerintah pusat saja masih di bawah 2,5% bahkan sekarang mungkin lebih rendah. Kalau kita lihat dari utang luar negeri sekarang, masih aman-aman saja, cadangan devisa masih cukup baik. Cadangan devisa kita masih di atas dari enam bulan impor yang jauh dari level IMF yang cuma tiga bulan impor,” jelas Andry.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih diatas 4%, dengan inflasi 7,26%, jika dibandingkan dengan masa krisis 1998 lalu, ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia -13,1% sementara inflasi mencapai 82,4 %. Andry juga menilai kondisi negara Asia, termasuk Indonesia, relatif kuat dewasa ini.

Hal tersebut terlihat dari sumber pertumbuhan ekonomi dunia itu yang berada di kawasan Asia, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dialami India, Cina, Filipina dan juga Indonesia. Menurut Andry, perekonomian Indonesia dan negara-negara Asia itu lebih kuat dibandingkan Eropa seperti Yunani dan juga Brasil.

Christine Lagarde menuturkan, ekonomi Indonesia masih stabil. Depresiasi rupiah yang terjadi, kata dia, dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi Cina, turunnya harga komoditas, serta rencana bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga. “Faktor-faktor itu memang bisa memicu volatilitas,” kata mantan Menteri Keuangan Prancis ini.

Ia mengungkapkan, persiapan terbaik untuk menghadapi perubahan-perubahan lain adalah dengan kebijakan moneter dan fiskal. “Faktor stabilitas penting, Indonesia harus disiplin fiskal, dan menciptakan lapangan kerja,” kata Christine. Istilah disiplin fiskal mengacu pada kedisiplinan pemerintah mengatur pendapatan dan belanja negara.

Christine tak membantah bahwa IMF sering dihubungkan dengan pinjaman dalam kondisi ekonomi yang buruk. Padahal, dia mengklaim, IMF saban tahun melakukan pengawasan dan penilaian terhadap para anggotanya. “Kami selalu menanggapi apa yang mereka butuhkan,” kata dia. Karena itu, hingga kini IMF belum mendapat kritik dari 188 anggotanya.

 

 

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…