Diburu Aksi Jual, IHSG Kembali Tertekan

NERACA

Jakarta – Minimnya sentiment positif memaksa pelaku pasar saham kembali melakukan aksi ambil untung. Alhasil, laju indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu kembali tertekan. Tercatat perdagangan sesi pertama, Rabu (2/9), IHSG ditutup menguat tipis 1,778 poin (0,04%) ke level 4.414,237. Sementara Indeks LQ45 menguat tipis 0,490 poin (0,07%) ke level 749,467. Koreksi terdalam dialami saham-saham konsumer dan perbankan. Saham-saham di sektor ini dilepas oleh investor asing. Saham-saham lapis dua yang rata-rata menguat.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 117.745 kali dengan volume 3,705 miliar lembar saham senilai Rp 2,826 triliun. Sebanyak 102 saham naik, 145 turun, dan 77 saham stagnan. Bursa-bursa regional mulai balik arah ke zona hijau setelah diawal kompak melemah. Aksi beli mulai muncul setelah beberapa indeks acuan mencapau titik terendah.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Mitra Keluarga (MIKA) naik Rp 1.575 ke Rp 28.600, Mayora (MYOR) naik Rp 775 ke Rp 27.275, United Tractor (UNTR) naik Rp 300 ke Rp 18.900, dan Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 250 ke Rp 9.275. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multi Prima (LPIN) turun Rp 700 ke Rp 6.300, Matahari (LPPF) turun Rp 475 ke Rp 16.175, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 425 ke Rp 42.575, dan Tigaraksa (TGKA) turun Rp 400 ke Rp 3.800.

Diawal perdagangan, IHSG dibuka melemah 44,64 poin atau 1,01% menjadi 4.367,81. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 11,43 poin (1,53%) menjadi 737,54.”IHSG mengalami koreksi seiring dengan kondisi bursa saham global. Estimasi pergerakan indeks BEI pada Rabu berada di 4.300-4.470 poin," kata analis Mandiri Sekuritas, Hadiyansyah.

Namun, menurut Hadiyansyah, kondisi IHSG BEI yang sedang terkoreksi dapat dijadikan momentum dan kesempatan oleh para investor jangka panjang untuk mengambil posisi pada saham.”Kondisi pasar saat ini masih berada dalam kondisi 'bearish'. Namun posisi saat ini, merupakan posisi yang sangat menarik sekali bagi para investor konservatif dan jangka panjang untuk mulai mengakumulasi dan menambah posisi pada ekuitas," katanya.

Dari beberapa indikator teknikal, dia mengemukakan bahwa IHSG BEI telah berada pada di tingkat yang sangat rendah dan berada di area sama ketika terjadi penurunan di pertengahan tahun 2013 lalu dan sebagian lagi sudah mendekati tingkat terendahnya mendekati krisis 2008.

Sementara itu, Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah menambahkan bahwa data aktivitas manufaktur Tiongkok, Eropa hingga Amerika Serikat yang mengalami penurunan di bulan Agustus memicu kecemasan tentang kesehatan ekonomi global. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…