Inovasi Tanpa Gengsi

Oleh: Firdaus Baderi

Wartawan Harian Ekonomi NERACA

Kisah tentang Gojek  yang belakangan ini mengundang banyak pihak terutama dari kalangan masyarakat menengah ke bawah, merupakan fenomena kehidupan terkait dengan social innovation, sebuah keajaiban teknologi aplikasi, dan kejeniusan ilmu supply chain management. Mengapa?

Gojek pada hakikatnya  perusahaan penyedia jasa transportasi yang berbasis pada kekuatan  teknologi aplikasi Android.  Masyarakat yang membutuhkannya cukup menggunakan handphone (Hp) dapat mengundang jasa pelayanan transportasi ini dengan hitungan menit. Sehingga orang tidak perlu mencari kesana kemari seperti halnya mencari jasa layanan ojek konvensional.  

Di sisi lain, upaya meningkatkan efisiensi  layanan tukang ojek  konvensional yang selama ini sering ngetem terlalu lama menunggu penumpang di pangkalan, merupakan terobosan baru yang patut menjadi bahan pertimbangan di kemudian hari. Karena waktu luang yang kosong nongkrong di pangkalan menjadi hilang sia-sia.

Gojek dengan kekuatan aplikasinya yang real time mampu memotong masa tunggu itu dengan signifikan. Ribuan calon pelanggan yang telah mendownload aplikasi Gojek yang user friendly – dibuat untuk mudah melakukan pemesanan order pengiriman, apakah jasa antar orang, dokumen atau pembelian makanan.  

Melalui proses itulah, level produktivitas pengojek naik secara sangat signifikan. Karena  aplikasi yang bersifat real time membuat masa tunggu pengojek bisa ditekan hingga nyaris titik nol.  Apa yang terjadi saat produktivitas naik secara dramatis. Otomatis, income juga bisa melejit ke level yang signifikan tak terbayangkan sebelumnya.

Tidak mengherankan jika seorang tukang ojek yang menggunakan aplikasi ini mampu meraih pendapatan bersih minimal Rp 7 juta per bulan, mengalahkan pekerja administrasi yang seharian duduk-duduk di kantor.  Ini yang dikenal dengan teori Just In Time Inventory, yang sering dimanfaatkan oleh banyak perusahan hebat  di Jepang. Artinya, masa tunggu bermalas-malasan bisa dibuat menjadi nol.

Ini memperlihatkan Gojek sebah keindahan inovasi sosial berbasis teknologi tanpa gengsi, yang dapat dimanfaatkan untuk memberdayakan ekonomi kaum strata kelas menengah ke bawah. Buktinya, selain banyak tukang ojek konvensional yang sudah bergabung, sejumlah pegawai kantor level bawahan bahkan tingkat manajer yang beralih profesi menjadi tukang ojek profesional.  

Kita menyadari kehadiran Gojek telah menimbulkan  resistensi dari sebagian tukang ojek pangkalan. Ini adalah potret muram dari proses inovasi teknologi , dimana kekuatan otak harus berhadapan dengan kekuatan otot yang enggan menerima proses perubahan zaman.

Dan kita tahu, bahwa pertempuran melawan kekuatan otot seringkali jauh lebih melelahkan dibanding harus bertarung melawan kekuatan otak. Tak hanya itu, kekuatan otot atau fisik sering menimbulkan konflik yang akhirnya berpotensi ke ranah hukum.

Bagaimanapun, sebuah proses inovasi teknologi memang terkadang justru gagal karena masyarakatnya sendiri secara sosiologis tidak siap menerima perubahan. Fenomena  ini juga lazim terjadi dalam upaya perubahan budaya kerja, dimana situasi status quo atau comfort zone  sering menghalangi  atau menjegal keberhasilan seseorang meraih kesuksesan pribadinya, akibat gengsi terlalu tinggi.

 

BERITA TERKAIT

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

BERITA LAINNYA DI

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…