Oleh: Achmad Deni Daruri, President Director Center for Banking Crisis

Dalam perekonomian bercorak kapitalisme, krisis ekonomi dari kecil hingga besar merupakan bagian dari konjungktur perekonomian, baik perekonomian nasional, regional maupun global. Dengan demikian strategi perekonomian yang tepat adalah strategi yang bisa mencegah dan/atau menghilangkan krisis ekonomi.

Strategi yang bisa mencegah krisis tersebut adalah strategi ekonomi yang manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka pendek, menengah hingga panjang. Jika semua alokasi sumber daya dan dana dialokasikan untuk upaya ini, maka perekonomian pasti bebas dari krisis ekonomi.

Masalahnya, dalam perekonomian kapitalisme kepentingan ekonomi membajak upaya tersebut sehingga kepentingan untuk jangka pendek menjadi dominan. Lihatlah contoh yang paling ekstrim di Chili yang melepaskan sektor-sektor yang memberikan pengaruh jangka pendek hingga panjang seperti pendidikan, air dan kesehatan kepada pasar bebas sehingga kualitas dan kuantitas tak tercapai.

Untuk kasus Indonesia berdasarkan data Podes 2011 terlihat bahwa sektor pendidikan merupakan sektor yang paling meningkatkan nilai tambah di pedesaan di Indonesia dibandingkan sektor-sektor lainnya. Karena itu sektor pendidikan tidak boleh dilepaskan kepada pasar bebas. Pemerintah harus memberikan insentif bagi sektor pendidikan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal di seluruh Indonesia.

Setiap departemen harus memiliki rencana yang jelas untuk mengembangkan sumber daya manusia di sektornya masing-masing. Stasiun televisi dan radio harus meningkatkan porsi pendidikan dalam siarannya hingga mencapai minimal 30% dari total waktu tayangnya.

Secara prioritas pendidikan yang diperlukan dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan bahasa asing, perhotelan, tata boga, pertanian, peternakan, akuntasi, kelistrikan, permesinan, perawatan, komputer dan perkayuan. Karenanya, kritik presiden Joko Widodo terhadap stasiun televisi yang mengabaikan pendidikan tepat!