Terapkan Sistem Logistik Bakal Percepat Pembangunan Papua

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Penerapan sistem logistik yang sesuai dengan kondisi Papua dapat mempercepat proses pembangunan di provinsi paling timur ini, kata praktisi penerbangan Papua Satya Graha Utama dalam pernyataan yang dikutip Antara di Jakarta, Rabu (26/8). "Dengan kondisi geografis Papua yang ekstrem dibandingkan daerah lain di Indonesia, jalur distribusi logistik, baik orang dan barang, sekitar 70 persen dilakukan melalui penerbangan, sedangkan sisanya melalui jalur laut dan darat," katanya.

Menurut Satya tulang punggung pembangunan Papua adalah penerbangan karena sebagian besar wilayah Papua adalah pegunungan bertopografi curam sehingga sejumlah kabupaten hanya dapat dicapai dengan pesawat terbang. "Biaya operasi penerbangan sangat besar dibandingkan transportasi laut dan darat sehingga harga barang di pedalaman Papua melambung tinggi," katanya, seraya menambahkan kondisi cuaca di pegunungan yang tidak menentu juga menjadi kendala proses distribusi logistik melalui udara.

Dia menjelaskan sistem logistik terpadu akan membantu proses distribusi orang dan barang, termasuk mengurangi biaya transportasi. “Sistem Logistik Sistem distribusi logistik di Papua dapat dijabarkan menjadi titik distribusi primer, sekunder, dan tersier, berdasarkan jalur dan media transportasi yang digunakan serta jarak yang ditempuh untuk mengangkut logistik,” jelas Satya. Titik distribusi primer merupakan lokasi di mana logistik diberangkatkan dari luar daerah Papua hingga tiba di ibukota kabupaten melalui jalur laut dan udara.

Contohnya adalah Bandara Sentani di Kabupaten Jayapura yang dapat mengakomodasi penerbangan dari seluruh wilayah Indonesia, dan pelabuhan di Kota Jayapura yang dapat disandari oleh kapal-kapal besar dari berbagai kota besar lain. "Titik distribusi primer lainnya adalah Bandara Moses Kilangin di Timika, Bandara Frans Kaisiepo di Biak, Pelabuhan Laut di Nabire, Merauke, dan Timika," kata Satya.

Dari titik distribusi primer, logistik diangkut ke titik distribusi sekunder yakni titik terjauh yang dapat dicapai melalui jalur darat dan laut. Titik distribusi sekunder ini merupakan lokasi yang sangat efisien untuk dijadikan 'hub' atau poros logistik di wilayah Papua, yang dari sinilah logistik dikirimkan ke seluruh penjuru daerah pedalaman melalui jalur udara.

Menurut Satya, berdasarkan kondisi infrastruktur transportasi yang saat ini tersedia di Papua, ada enam lokasi yang berpotensi dijadikan hub logistik, yakni Senggi (Kabupaten Keerom) dan Kasonaweja (Kabupaten Mamberamo Tengah) untuk wilayah bagian utara.

Di bagian selatan, hub logistik dapat dibangun di Dekai (Kabupaten Yahukimo) dan di Tanah Merah (Kabupaten Boven Digoel). Sedangkan di bagian barat wilayah Papua, Timika (Kabupaten Mimika), sangat potensial menjadi hub logistik. Untuk wilayah bagian tengah, hub logistik sangat tepat dibangun di Enarotali (Kabupaten Paniai).

Logistik yang telah tiba di hub logistik kemudian dapat dikirimkan ke titik-titik distribusi logistik tersier melalui jalur udara, yang meliputi kabupaten-kabupaten di pegunungan tengah. "Dengan membangun sistem logistik menjadi tiga titik seperti ini, dan menjadikan enam lokasi sebagai titik distribusi logistik sekunder, atau hub logistik maka biaya transportasi dari titik distribusi primer ke wilayah pegunungan tengah Papua akan jauh lebih efisien," kata Satya.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…