Bila Rupiah Tak Lagi Bernilai

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Industri dan Perdagangan

 

Pelemahan nilai tukar rupiah telah membuat kita susah. Dalam kamusnya para politisi, kejatuhan nilai tukar rupiah bisa dianggap sebagai kondisi yang menggambarkan bahwa mata uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di negeri ini sudah tidak berdaulat lagi. Saat ini rupiah tidak bernilai lagi akibat terkena dampak "perang mata uang" (currency war) antar Tiongkok dan AS yang keduanya adalah negara adidaya ekonomi di dunia dewasa ini.

Di mata orang Jawa, mereka menyebut bawah rupiah wis ora ono ajine (sudah tidak ada nilainya lagi). Inilah realitas ekonomi yang sedang dihadapi oleh Indonesia hingga kini. Berat beban yang harus dipikul oleh bangsa ini ketika kedaulatan ekonominya tercabik-cabik karena sistem finansial global telah menyeret kehidupan 250 juta penduduk Indonesia menjadi susah.

Barang primer dan barang skunder yang kandungan impornya tinggi telah menjadi sangat mahal, ketika daya beli masyarakat termarginalkan, utamanya bagi golongan kelas menengah ke bawah. Dalam situasi seperti sekarang ini, apakah mereka para eksportir maupun para penabung dalam denominasi mata uang dolar sulit untuk menukarkan dolarnya ke mata uang rupiah karena akan mengalami kerugian kurs, dan apalagi ada prediksi bahwa pelemahan nilai tukar rupiah akan berlangsung lebih lama.

BI bisa saja melakukan intervensi, dan BUMN dapat melakukan buyback sahamnya di pasar modal, tetapi hasilnya tidak akan signifikan mempengaruhi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Perajin tempe tahu pasti menjerit karena kedelainya dipasok dari impor. Perajin batik juga mengalami nasib yang sama karena bahan baku pewarnanya masih diimpor.

Kita juga khawatir jangan-jangan para pemasok barang dan jasa pemerintah me minta peninjauan harga penawarannya karena barang  yang mereka produksi sebagian mempunyai kandungan bahan im por. Situasi di lapangannya sudah sedemikian rupa,dan karena itu semua pihak berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan mitigasi untuk menyelamatlkan kemunduran ekonomi yang lebih mendalam. Percaya diri dan tetap optimis adalah baik, tetapi menjadi lebih baik bila pemerintah dapat segera mengambil tindak an yang tepat untuk mencegah pelambatan berlanjut.

Hingga kini belum ada obat penyelamat yang ditawarkan oleh pemerintah untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia yang sedang terancam oleh situasi global yang serba ti dak pasti. Kondisi ekonomi yang sangat tergantung pada pasokan barang dan jasa serta likuiditas dari luar negeri pasti akan mengakibatkan negeri ini terjebak pada situasi dilematis.

Maju kena mundur kena. Misal kita melakukan stop impor/pembatasan impor, maka produsen di dalam negeri akan segera menutup pabriknya karena tidak memperoleh pasokan bahan baku yang 70-80% masih harus diimpor.

Ujungnya adalah pasti akan terjadi PHK yang bersifat massal. Paling tepat dilakukan adalah pemerintah untuk sementara melakukan tindakan darurat dengan menyetop impor barang konsumsi disertai dengan melakukan penegakkan hukum berbagai bentuk penyelundupan.

BERITA TERKAIT

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

BERITA LAINNYA DI

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…