Tol Akses Tanjung Priok Butuh Dana Rp4,9 triliun

 

 

NERACA

 

Jakarta - Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun Tol Akses Tanjung Priok diperkirakan membutuhkan dana hingga Rp4,9 triliun. "Untuk membangun jalan Tol Akses Tanjung Priok dibutuhkan lahan mencapai 160,584 meter persegi dengan nilai investasi dana yang dibutuhkan sekitar Rp4,9 triliun," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hediyanto W Husaini dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (30/7).

Menurut Hediyanto, Tol Akses Tanjung Priok merupakan hal yang penting terutama sebagai solusi kemacetan di kawasan tersebut sekaligus akses utama logistik ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tol itu, ujar dia, dirancang agar mampu menampung hingga sekitar 1.500 kendaraan di setiap lajur. Jalan tol tersebut bakal terdiri atas Seksi E1, E2, E2A, NS Link dan NS Direct.

Pembangunan jalan Tol Akses Tanjung Priok yang sebagian sudah rampung dan dioperasikan secara gratis itu juga diusahakan akan dapat mengejar target waktu penyelesaian yang sudah ditetapkan. "Kami usahakan kerja tujuh hari dalam sepekan, kerja secara sif," katanya.

Ia juga mengemukakan, Seksi E 1 sepanjang 3,4 kilometer sudah beroperasi sejak April 2011. Sedangkan Seksi E 2A sepanjang 1,92 kilometer dijadwalkan akan dioperasikan pada akhir Oktober 2015, namun terkendala penambahan 11 pilar yang memerlukan waktu sekitar 12 bulan.

Seksi NS Link sepanjang 2,24 kilometer telah diselesaikan pada Desember 2013, namun belum berfungsi terkendala pembebasan lahan di sekitar Jalan Sulawesi, Kecamatan Koja Utara, yang berdampak pada pembangunan 11 pilar. Sementara Seksi NS Direct sepanjang 1,10 kilometer akan diselesaikan pada akhir Desember 2015, atau mundur dari jadwal awal yaitu Juni 2015 yang karena belum adanya izin koneksi "flyover" (jalan layang) milik PT CMNP (jalan tol pelabuhan) dengan "flyover" akses Tanjung Priok.

Dengan selesainya Seksi NS Direct dan Seksi E2A (tanpa 11 pilar), maka jalan tol Akses Tanjung Priok diharapkan dapat difungsikan sebagian, antara lain guna mengakomodasi lalu lintas kendaraan berat (angkutan khusus pelabuhan) yang masuk dari tol pelabuhan dari arah Merak/Tangerang menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

"Nantinya, dengan terselesaikannya seluruh kelima Seksi pada Jalan Tol Akses Tanjung Priok, maka fungsi sistem jaringan JORR dari arah Timur ke Barat melalui sisi Utara dan sebaliknya akan terakomodasi dengan baik terutama untuk angkutan berat atau angkutan khusus pelabuhan," katanya.

Dengan demikian, mobilitas pelabuhan juga akan menjadi lebih tinggi mengingat Jalan Tol Akses Tanjung Priok ini mengakomodasi "ramp on/off" (akses keluar/masuk) yang khusus disediakan untuk melayani kegiatan kendaraan angkutan peti kemas dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok.

Tak hanya itu, lantaran tidak sesuai spesifikasi, sebanyak 69 tiang jalan tol akses Tanjung Priok dibongkar. Hediyanto mengatakan, biaya pembongkaran dan membangun kembali pilar jalan tol tersebut mencapai Rp 1,4 triliun. “Untuk merobohkannya saja butuh anggaran Rp 400 miliar. Membangunnya kembali butuh Rp 400 miliar lagi. Sisanya untuk proses lain, seperti menurunkan dan memasang kembali girder (balok beton) y‎ang sudah terlanjut terpasang. Totalnya Rp 1,4 triliun,” ujar Hediyanto.


Biaya tersebut sepenuhnya ditanggung oleh pihak kontraktor karena merasa bertanggung jawab dan tak ingin reputasi buruknya diingat sepanjang masa. “Sebenarnya ada opsi tiang retak ini diperkuat saja, tetapi ternyata Kajima itu tidak ingin reputasinya rusak, makanya mereka bilang ini tetap dibongkar saja dan mereka akan tanggung semua dananya baik untuk membongkar dan membangunnya kembali,” terang Hediyanto.

Ruas jalan tol ini dikerjakan oleh kontraktor patungan antara perusahaan Jepang Kajima Corporation dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) P‎T Waskita Karya (Persero). Dengan demikian, Waskita Karya juga akan ikut menanggung biaya pembongkaran dan pembangunan tiang-tiang itu kembali. "Waskita ikut tanggung juga. Dari Rp 1,4 triliun, Waskita tanggung Rp 150 miliar sesuai dengan porsi di kerjasama itu," pungkasnya.

 

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…