Inflasi Juli Berpeluang Terendah dalam Lima Tahun Terakhir

 

 

NERACA

Jakarta - Bank Indonesia memperkirakan inflasi Juli 2015, yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah, berpeluang menjadi yang terendah dibanding rata-rata inflasi Juli dalam lima tahun terakhir atau sejak 2010. Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat, akhir pekan lalu mengatakan pihaknya meperkirakan laju inflasi Juli tidak akan jauh berbeda dengan inflasi hingga pekan ketiga Juli sebesar 0,76 persen.

Padahal, diakui Agus, bank sentral awalnya memperkirakan tekanan harga kebutuhan pokok akan mendorong inflasi Juli 2015 hingga 1,12 persen (month to month). "Dari survei kita inflasi pekan pertama (Juli) sebesar 0,46 persen, pekan kedua 0.66 persen, pekan ketiga 0.76 persen. Awalnya kita memproyeksikan inflasi Juli 1,12 persen, tapi kalau 0,76 persen ini bisa bertahan terus hingga akhir bulan, itu akan yang terendah dalam lima tahun terakhir," ujarnya.

Dalam lima tahun terakhir, atau sejak 2010, rata-rata inflasi Juli, menurut Agus, sebesar 0,85 persen. Perkiraan inflasi Juli 2015 ini, kata Agus, semakin membuat bank sentral optimistis dapat mengendalikan laju inflasi secara tahunan sebesar 4 persen plus minus 1 persen (year on year). Keyakinan itu, ujar dia, ditambah inflasi kalender tahun berjalan (year to date) dari Januari ke Juni 2015 sebesar 0,96 persen.

Agus tidak menampik bahwa rendahnya perkiraan inflasi Juli tersebut, salah satunya dikarenakan turunnya daya beli masyarakat. Namun, menurut Agus, turunnya daya beli masyarakat tidak sepenuhnya menandakan kondisi ekonomi domestik berada dalam tekanan. Hal itu karena pemicu rendahnya daya beli masyarakat, ujar Agus, adalah faktor eksternal, yakni turunnya harga komoditas yang juga membuat pendapatan masyarakat turun. "Namun (selain daya beli), yang paling dikhawatirkan itu inflasi. Sekarang inflasinya diperkirakan bisa terkendali," kata dia.

Lebih lanjut, Agus mengatakan, terkendalinya inflasi tersebut menunjukkan reformasi struktural perekonomian terus berproses dan mulai memberikan manfaat bagi perbaikan fundamental perekonomian Indonesia. Pada Juni, peningkatan indeks harga konsumen tercatat 0,54 persen (mtm). Sedangkan inflasi Juli 2014 tercatat 0,93 persen dan Juli 2013 tercatat 3,29 persen.

Ekonom Standartd Chartered Bank Eric Sugandi memperkirakan inflasi Juli 2015 sebesar 0,75 persen (mtm). Perkiraan Eric didorong permintaan dan daya beli masyarakat yang rendah, dan andil pemerintah dalam menjaga stabilitas harga-harga kebutuhan pokok saat Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri 1436 Hijriah.

Eric menjelaskan, tendensi masih lemahnya permintaan masyarakat pada Lebaran 2015 ini harus dicermati pemerintah. Tendensi ini, kata dia, mencerminkan bahwa lesunya konsumsi masyarakat telah terjadi berkepanjangan. Oleh karena itu, lanjut Eric, pemerintah harus serius untuk "mengebut" realisasi program dan proyek dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara - Perubahan (APBN-P) 2015. 

Belanja negara dalam APBN-P mencapai Rp1.984 triliun, termasuk belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.319 triliun. Di dalam belanja pemerintah pusat, ada belanja modal untuk infrastruktur yang terbesar dalam lima tahun terakhir, yakni senilai Rp290,3 triliun. "Jika eksekusi terus lambat, akan susah lagi. Karena proyek dan program harus direalisasikan untuk menciptakan lapangan kerja," ujarnya.

Selain itu, menurut Eric, faktor lesunya harga komoditas telah menggerogoti pendapatan masyarakat di daerah, terutama daerah yang penggerak ekonominya mengandalkan sektor komoditas. Maka dari itu, lanjutnya, pemulihan harga komoditas di pasar global akan sangat berimbas positif bagi daya beli masyarakat.

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…