Bank Mantap Targetkan Buku Dua di 2017

 

 

NERACA

Jakarta - PT Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) menargetkan masuk dalam jajaran kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) 2 dengan modal atau ekuitas Rp1 triliun-Rp5 triliun pada tahun 2017. "Saat ini ekuiti Bank Mantap sekitar Rp700 miliar. Dalam dua tahun ke depan (2017) kami targetkan mencapai di atas Rp2 triliun," kata Direktur Utama Bank Mantap Nixon LP Napitulu, di sela penandatanganan kerja sama pembayaran tunjangan hari tua (THT) dan uang pensiunan PT Taspen (Persero) di Jakarta, Jumat.

Menurut Nixon, dengan aset di atas Rp2 triliun pada 2017, maka Bank Mantap ditargetkan bisa disejajarkan atau bahkan melewati perbankan kategori BUKU 2 seperti Bank Yudha Bakti dan Bank Prima. Ia menjelaskan target masuk BUKU 2 sejalan dengan ekspansi jaringan dan teknologi Bank Mantap.

Salah satu potensi peningkatan kinerja rasio keuangan Bank Mantap yaitu kerja sama pembayaran dengan PT Taspen (Persero) dalam pembayaran tunjangan hari tua (THT), THT Multiguna dan uang pensiunan bulanan melalui rekening Bank Mantap. "Kami menargetkan hingga akhir tahun 2015, sekitar 2.000 nasabah Taspen masuk menjadi bagian dari layanan nasabah Bank Mantap," ujarnya.

Bank Mantap yang fokus pada sektor UMKM dan Pensiunan ini, merupakan bank patungan antara Bank Mandiri (saham 58,25 persen), Taspen dan PT Pos Indonesia masing-masing 20,20 persen dan 1,35 persen saham minoritas. Dalam satu tahun ke depan, ujar Nixon, Bank Mantap yang baru menjadi bank patungan pada Januari 2015 ini, mengalokasikan belanja operasional sekitar Rp80 miliar untuk menambah cabang dan pengembangan jaringan teknologi informasi (IT).

Sampai dengan semester I 2015, Bank Mantap mencatat total aset sebesar Rp2,02 triliun, tumbuh 80,7 persen dibandingkan periode sama 2014. Kredit disalurkan mencapai Rp1,06 triliun, melonjak 28,3 persen, sedangkan dana pihak ketiga mencapai Rp1,295 triliun naik 44,2 persen. Saat yang bersamaan laba Bank Mantap semester I 2015 mencapai Rp12,7 miliar, tumbuh 34,7 persen dari periode sama tahun 2014. "Kami menargetkan laba bersih dan cadangan pada 2017 mendekati Rp200 miliar, dengan catatan semua rasio keuangan dapat dicapai sesuai dengan ketentuan atau regulasi perbankan," ujarnya.

Meski begitu Nixon menjelaskan, Bank Mantap tidak ingin hanya mencatat pertumbuhan keuangan, namun juga harus hati-hati dalam mengelola kredit bermasalah termasuk menyediakan dana cadangan. Dana pihak ke tiga (DPK) pada akhir tahun 2015 diproyeksikan sebesar Rp1,7 triliun-Rp1,8 triliun, dengan rasio kredit terhadap modal (LDR) sebesar 90-92 persen.

Dengan demikian rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bisa dijaga pada level 50 persen, sehingga memiliki ruang untuk ekspansi pertumbuhan kredit, sedangkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dapat ditekan pada level 1,1 persen, turun dari sebelumnya NPL sekitar 1,29 persen.

BERITA TERKAIT

BI Catat Term Deposit Valas DHE Capai US$1,9 Miliar

    NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri melalui instrumen Term…

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun NERACA Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) secara konsolidasi membukukan…

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow NERACA Jakarta - Ekonom Andry Asmoro menilai kenaikan suku bunga acuan Bank…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

BI Catat Term Deposit Valas DHE Capai US$1,9 Miliar

    NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri melalui instrumen Term…

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun NERACA Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) secara konsolidasi membukukan…

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow NERACA Jakarta - Ekonom Andry Asmoro menilai kenaikan suku bunga acuan Bank…