NERACA

Jakarta – Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan bahwa pihaknya menargetkan untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor industri martim mencapai Rp 1triliun atau meningkat hampir 300% dari sebelumnya senilai Rp300 miliar. Ia merasa optimis bisa menyalurkan pembiayaan hingga Rp1 triliun pertahun atau tumbuh sebanyak 300%. “Karena pada kenyataannya BNI tidak bisa kerja sendiri dengan maksimal, tanpa adanya program ini,” ujarnya di Jakarta, Kamis (7/5).

Rasa optimistis tersebut lantaran adanya program “Jaring” (Jangkau, Sinergi, dan Guideline) yang dipelopori oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Kamar Dagang dan Indusri (Kadin). Program ini dinilai sangat membantu perbankan khususnya BNI, dalam memberikan layanan pembiayaan ke sektor kemaritiman yang belum tergarap maksimal.

Jika sebelum ada program ini, BNI mengaku telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp300 miliar setiap tahunnya ke sektor kemaritiman. Dengan adanya program Jaring ini, menurut Baiquni, BNI optimis bisa menyalurkan pembiayaan hingga Rp1 triliun pertahun atau tumbuh sebanyak 300%. “Karena pada kenyataannya BNI tidak bisa kerja sendiri dengan maksimal, tanpa adanya program ini,” jelasnya.

Untuk memdorong tercapainya target penyaluran pembiayaan tersebut, kata Baiquni, pihaknya akan memanfaatkan data bisnis yang ada di dalam pedoman buku Jaring. “Kita juga akan memanfaatkan pedoman Jaring sesuai karakteristik pembiayaan sektor kemaritiman sehingga bisa dijalankan dengan optimal,” tutupnya.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan penyaluran kredit di sektor kemaritiman. Pada tahun ini, ada tujuh daerah yang akan menjadi target utama penyaluran kredit industri jasa keuangan, karena memiliki potensi besar.

Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK, Edy Setiadi mengatakan, dua konsorsium perusahaan siap untuk menjalankan pilot projek yang diinisiasi OJK tersebut. Konsorsium pertama, terdiri dari 12 perusahaan pembiayaan dan yang kedua terdiri dari 20 perusahaan jasa asuransi. “Keduanya akan merealisasikan peningkatan pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan sebesar Rp500 miliar pada tahun 2015,” ujar Edy.

Ketujuh daerah tersebut yaitu, Klungkung (Bali), Yogyakarta, Batam, Makassar (Sulawesi Selatan), Kendari (Sulawesi Tenggara), Sukabumi (Jawa Barat), dan Sibolga (Sumatera Utara). Sasarannya pembiayaan yang akan diberikan, mulai dari industri pemindangan ikan, pengolahan, pelelangan ikan, industri galangan kapal, sampai koperasi nelayan. Edy mengatakan bahwa program ini akan diluncurkan resmi pada 11 Mei 2015. "Setelah berhasil, kami akan menyebarluaskannya tahun depan," kata dia.

Selain penyaluran kredit, perusahaan-perusahaan tersebut akan melakukan sosialisasi dan pelatihan dalam bentuk balai kerja dan loka karya. Selain untuk meningkatkan kualitas pelaku usaha, hal ini diharapkan dapat membuka lebar mengakses layanan perbankan dan pembiayaan di sektor itu. "Kami akan meningkatkan capacity building, agar nelayan mengerti seperti apa asuransi dan pembiayaan. Jadi, mereka bisa berhadapan dengan bank dan perusahaan pembiayaan," tambahnya