Ekonomi RI Dibayangi Tantangan Global

NERACA

Jakarta - Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menilai, di tengah perekonomian global yang belum menentu menurutnya banyak tantangan perekonomian yang harus diwaspadai oleh berbagai negara di dunia, khususnya negara-negara emerging market termasuk Indonesia.

Adapun tantangan tersebut, menurut Bambang, diantaranya kebijakan fiskal, moneter dan keuangan yang diambil dalam upaya mengatasi masalah strukutral serta fluktuasi harga komoditas dan risiko aliran arus balik modal asing yang dapat berdampak terhadap nilai tukar rupiah.

Oleh sebab itu, untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah perlu merumuskan kebijakan ekonomi yang tepat dan relevan. “Ini tentunya membutuhkan pengetahuan yang luas serta analisis dan pertimbangan yang mendalam,” ujar Bambang di Jakarta, Senin (13/4).

Lebih lanjut Bambang menilai, dengan adanya kerja sama antara Kementerian Keuangan Republik Indonesia (RI) dan Kementerian Keuangan Republik Belarus, diharapkan dapat saling bertukar informasi dan pertukaran pandangan guna meminimalisir tantangan-tantangan tersebut.

Ketidakpastian kondisi perekonomian global ini lebih dikarenakan perlambatan ekonomi Jepang, China, dan Eropa, serta penurunan harga minyak mentah dunia. Ini memberi pengaruh yang besar terhadap ekonomi negara berkembang. Sedangkan, Amerika Serikat sebagai negara yang menjadi patokan perekonomian dunia mengalami kelebihan pasokan minyak. Dari 5,1 juta barel per hari di tahun 2013 menjadi 7,4 juta barel per hari di tahun ini.

”Akan tetapi, Oeganization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) sebagai organisasi minyak dunia, masih mempertahankan produksi 30 juta barel per hari di tengah perlambatan ekonomi dunia,” terangnya.

Kondisi perekonomian global ini secara tidak langsung berdampak pada perekonomian nasional.  Belum lagi, terjadi penurunan laju produksi migas nasional sebesar 8%. “Untuk menutupi penurunan, penerimaan perpajakan ditingkatkan sebesar Rp 109 triliun dalam APBN-P 2015. Dengan demikian, penurunan pendapatan negara hanya Rp 32 triliun,” tukasnya. [agus]

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…