PT Taspen Kantungi Peringkat AAA

NERACA

Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat AAA untuk PT Taspen (Persero). Adapun prospeknya, yakni stabil di periode 7 Agustus 2014 hingga 1 Agustus 2015. Analis Pefindo Danan Dito mengungkapkan, faktor yang mendukung peringkat tersebut disebabkan oleh peran Taspen yang sangat penting atau critical role bagi pemerintah Indonesia dan likuiditas yang sangat kuat,”Taspen adalah perusahaan yang menyediakan jaminan pensiun dan pembayaran uang pensiun pada pegawai negeri sipil (PNS) yang mempunyai dua program. Yaitu, Tabungan Hari Tua dan Program Pensiun,”ujarnya di Jakarta, Selasa (9/12).

Rasio permodalan dan pencadangan yang lemah. Selain itu, kinerja operasional yang di bawah rata-rata juga dapat menjadi penghambat peringkat. Terlebih, Danan mengungkapkan, peringkat Taspen dapat diturunkan jika dukungan pemerintah terhadap perusahaan menurun. Maka dengan demikian, Pefindo menganggap bahwa perusahaan tidak lagi memiliki peranan yang sangat penting bagi pemerintah. "Taspen dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia," imbuhnya.

Selain itu, Pefindo juga memangkas peringkat PT Perkebunan Nusantara X (PPNX) mengalami dari single A menjadi triple B plus (BBB+) untuk peringkat perusahaan dan obligasi 1/2013. Periode peringkat terhitung mulai dari 2 Desember 2014 hingga 1 April 2015.

Peringkat PTPN X

Kata analis PT Pefindo, Rian Abdi Gunawan, mengungkapkan peringkat PTPN diturunkan karena kinerja bisnis dan finansial perusahaan lebih lemah daripada yang diperkirakan sebelumnya,”Menyusul menurunnya kinerja unit bisnis gula sebagai akibat dari rendahnya harga gula di pasar domestik," tuturnya.

Rian mengatakan, faktor-faktor yang mendukung peringkat adalah produktivitas yang stabil dari perkebunan tebu dan operasi yang tereintegrasi secara vertikal. Sementara itu, faktor yang membatasi peringkat adalah leverage keuangan yang tinggi, ketergantungan yang tinggi pada pasokan tebu petani, dan risiko yang terkait dengan bisnis bio-etanol.

Sedangkan, untuk Outlook atau prospek ke depannya, PPNX tetap dipertahankan di posisi negatif,”Kami masih mempertahankan outlook peringkat perusahaan pada posisi negatif untuk mengantisipasi pemulihan industri gula yang lebih lambat daripada yang diharapkan, yang selanjutnya dapat memperburuk struktur permodalan dan ptoteksi arus kas perusahaan," ucapnya.

Lebih lanjut Rian menambahkan, peringkat PPNX bisa lebih anjlok jika perusahaan gagal untuk mencapai target volume penjualan, disertai dengan harga gula yang lebih rendah dari yang diperkirakan yang dapat melemahkan proteksi arus kas dan struktur permodalan,”Peringkat tersebut juga bisa berada di bawah tekanan jika perusahaan menambah utang baru yang lebih tinggi daripada yang diantisipasi, yang dapat mempengaruhi profil keuangannya," ujarnya.

Akan tetapi, prospek bisa direvisi menjadi stabil jika perusahaan dapat meningkat proteksi arus kas dan struktur permodalan secara berkelanjutan, didukung oleh peningkatan harga gula dan volume penjualan. "Dan kontribusi yang lebih besar dari lini bisnis lain seperti bio-etanol, tembakau, dan tumah sakit," tandasnya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…