Indonesia Berpotensi Kembangkan Ekonomi Hijau

NERACA

Jakarta - Negara Indonesia dinilai berpotensi mengembangkan ekonomi hijau, yakni perekonomian yang tumbuh berkualitas tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan. Hal itu mengemuka dalam diskusi panel peluncuran laporan "New Climate Economy" (NCE) berjudul "Better Growth, Better Climate" oleh perwakilan negara-negara anggota Komisi Global Ekonomi dan Iklim di Jakarta.

"Indonesia memiliki potensi besar mengembangkan ekonomi hijau karena sumber daya energi yang terbarukan sangat melimpah," kata Duta Besar Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste Stig Traavik, mengomentari laporan NCE tersebut di Kantor BP-REDD di Jakarta, Rabu (17/9).

Stig Traavik menjadi salah satu pembicara dalam diskusi panel tersebut bersama Deputi Bidang Perencanaan dan Pendanaan Badan Pengelola REDD+ Agus Pratama Sari, Perwakilan Duta Besar Swedia untuk Indonesia Johanna Brismar Skoog, Climate Politic Advisor, UK Climate Change Unit Stuart Bruce dan Country Director untuk Global Green Growth Institute (GGGI) Indonesia Anna Van Paddenburg.

Laporan NCE tersebut diluncurkan pada Rabu (16/9) sebagai salah satu rangkaian acara menuju "UN Climate Summit" di forum Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat.

Dalam laporan itu memaparkan dengan lugas bahwa perubahan fundamental suatu negara penghasil emisi harus terjadi pada tiga sektor utama dalam suatu negara yakni energi, tata guna lahan dan hutan serta penataan wilayah perkotaan.

Stig mengatakan tujuh negara anggota komisi yaitu Kolombia, Ethiopia, Norwegia, Korea Selatan, Swedia, Inggris dan Indonesia komitmen meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pada saat yang sama mengurangi emisi.

Norwegia sebagai mitra Indonesia dalam pengurangan emisi gas rumah kaca, tambah dia akan membangun percontohan sumber energi terbarukan di Pulau Sumba yang diharapkan dapat menyebar ke pulau lainnya.

Perwakilan Duta Besar Swedia untuk Indonesia Johanna Brismar Skoog menilai perlu perubahan cara pandang tentang pelestarian lingkungan, dimulai dari komunitas masyarakat.

"Merawat bumi dapat dilakukan dengan tangan kita sendiri, kurangi pemakaian bahan bakar minyak, kurangi produksi sampah, hingga pemanfaatan energi terbarukan," ujarnya.

Ia mencontohkan dalam sisi perkotaan Swedia yang menjadikan Kota Stockholm sebagai percontohan berhasil menurunkan emisi dengan mengembangkan energi terbarukan dan disaat bersamaan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Kota Stockholm mampu mengurangi emisi hingga 35 persen dan saat bersamaan pertumbuhan ekonomi meningkat hingga 41 persen," ucapnya.

Deputi Bidang Perencanaan dan Pendanaan Badan Pengelola REDD+ Agus Pratama Sari mengatakan laporan NCE menggarisbawahi bahwa dengan bantuan teknologi, negara tidak lagi harus memilih antara pertumbuhan ekonomi yang pesat atau upaya penurunan risiko perubahan iklim.

"Keduanya bisa sejalan sehingga perekonomian dunia yang dibangun adalah perekonomian hijau yang ramah untuk penduduk bumi," tambahnya.

Pemerintah Indonesia kata dia tetap komitmen pada misi mengurangi emisi 26 persen hingga 41 persen dengan capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen.

Di tingkat nasional, kata Agus, laporan ini akan dibawa ke para pemangku kepentingan pada November 2014 setelah kabinet pemerintahan baru terbentuk. Laporan ini menurutnya akan menjadi landasan bagi pemerintahan baru untuk membuat kebijakan perekonomian yang ramah lingkungan. [agus]

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…