Tepas, Nilai Lebih Dari Kelapa Sawit

Usaha pemberdayaan masyarakat berbasis pemberdayaan ekonomi harus dikelola secara maksimal sehingga mampu memunculkan inisiatif mandiri masyarakat, agar semua peluang yang ada dapat teroptimalkan dengan baik. Salah satu diantaranya adalah melalui upaya kolaborasi dan sinergi dengan difasilitasi Pertamina

NERACA

Kelapa sawit menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat di Pulau Sumatera, dan Kab. Aceh Tamiang pada khususnya. Sepanjang 7 jam perjalanan darat dari Kota Medan hingga Rantau, di Kab.Aceh Tamiang, yang berjarak kurang lebih 250 km, kita akan disuguhi oleh hamparan kebun kelapa sawit yang begitu luas membentang.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), melalui situsnya, di tahun 2012 Provinsi DI Aceh memiliki potensi kelapa sawit sebesar 5,070 juta ton, sedangkan di Kab. Aceh Tamiang sendiri, lahan kelapa sawit yang sudah dimanfaatkan sebesar 54,417 hektar dengan produksi yang dihasilkan sebesar 3,849,265 ton. 

Terkait dengan kelapa sawit, sebagian dari kita tentunya sudah mengetahui komoditas utama dari tanaman sawit beserta pemanfaatannya. Namun sedikit yang menyadari bahwa tanaman, berjenis palma yang dapat tumbuh hingga 24 meter ini, menyimpan potensi lain selain dimanfaatkan untuk minyak industri maupun bahan bakar (biodiesel).

Hal itulah yang dilakukan oleh para Ibu yang berdomisili di Kota Kecamatan Rantau, Kab. Aceh Tamiang. Secara kreatif mereka memanfaatkan lapisan luar daun sawit untuk diolah menjadi tepas, sejenis anyaman yang dipergunakan untuk dinding rumah. Kelompok Ibu tersebut tergabung dalam Kelompok Tepas Karya Muda (KTKM), didirikan pada Bulan Agustus 2013, dengan jumlah anggota awal sebanyak 11 orang anggota.

“Awal mula pembentukan kelompok ini didukung oleh Datuk (sebutan nama bagi kepala desa di Aceh) serta dibantu sokongan dari Pertamina melalui pelatihan-pelatihan yang kami dapatkan. Kami menyambut baik karena sadar manfaat positif yang dapat kami petik. Selain dapat menambah perekonomian keluarga, waktu luang kami juga tidak terbuang percuma dan menjadi jauh dari keinginan untuk bergunjing,” tutur Evika Jana, yang didaulat oleh rekan-rekannya sebagai juru bicara Kelompok Tepas Karya Muda.  

Tepas yang dihasilkan oleh KTKM memiliki beragam ukuran. Mulai dari ukuran 3x3 m yang dijual dengan harga 114,000 hingga ukuran 2x2 m yang lebih populer dan nilai jualnya berbeda sesuai dengan motif yang diproduksi.

Untuk motif kepang dijual dengan kisaran harga Rp40 ribu, sedangkan motif wajik tengah dijual dengan harga 50 ribu rupiah. Lain halnya dengan motif batik yang memiliki nilai jual sebesar RP60 ribu. Dalam waktu satu bulan, KTKM mampu memproduksi sebanyak 50 buah tepas berukuran 2x2 meter. Modal yang dibutuhkan untuk membuat satu buah tepas adalah sebesar 15 ribu.

“Cara pemasaran kami selama ini adalah dari mulut ke mulut. Pembeli datang langsung ke kami. Sejujurnya kami masih perlu dibantu untuk cara pemasarannya, terutama pengemasan mereknya. Kami percaya diri bahwa produk kami mampu bersaing. Tepas berbahan dasar kulit daun kelapa sawit relatif lebih kokoh dan kuat menghadapi serangan rayap,” papar Evika.   

Pembuatan tepas dimulai dengan mengupas batang daun kelapa sawit, untuk selanjutnya diraut dengan menggunakan mesin sehingga menjadi tipis. Hasilnya kemudian akan diukur dan dipotong sesuai permintaan pelanggan. Selepas itu, bahan berbentuk kayu tipis memanjang, akan dirajut dan dianyam sesuai motif yang diinginkan,

“Bahan dasar dari kelapa sawit untuk dibentuk menjadi tepas memiliki kelebihan dibandingkan berbahan dasar bambu. Sifatnya lebih lentur, sehingga mudah dibentuk, namun tetap kuat dan kokoh,” terang Evika.

Melihat tumbuhnya gerakan pemberdayaan masyarakat untuk menyikapi potensi di sekelilingnya sehingga berujung pada peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup, akan selalu mendapat apresiasi  dan dukungan dari Pertamina.

Jufri, selaku Assistant Manager Legal & Relations, Pertamina EP Field Rantau memaparkan, pertamina berkomitmen dan perduli terhadap munculnya inisiatif mandiri masyarakat untuk memberdayakan dirinya. Kerajinan tepas ini adalah salah satunya. Bentuk pendampingan yang dilakukan melalui pelatihan dan pembekalan keterampilan membuat tepas.

Selain itu, sambung dia, Pertamina juga membantu dalam penyediaan alat-alat. Terkait dengan pemasaran, guna memperluas cakupan penjualan produk tepas KTKM, Pertamina berencana mengadakan kolaborasi dimana produk tepas KTKM akan disandingkan untuk dibuat menjadi kemasan dari produk olahan lele herbal Kampung Tanah Berongga. Bentuknya akan menyerupai kemasan moci. Pelatihan pembuatannya akan dimulai setelah bulan lebaran

“Tidak ada hal yang dapat membahagiakan kami selain melihat masyarakat, melalui upaya yang dilakukan, mampu mengatasi segala rintangan dan kesulitan, melalui solusi kreatif. Sebagai hasilnya, potensi tersebut dapat dimaksimalkan sehingga menghasilkan nilai tambah positif. Hal itulah yang kami lihat dalam kerajinan tepas KTKM. Kami akan selalu berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh untuk membuat kerajinan tepas naik ke tingkatan lebih baik lagi,” tutup Jufri

BERITA TERKAIT

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…

BERITA LAINNYA DI CSR

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…