NERACA
Jakarta - Menteri Keuangan, Chatib Basri, menilai kalau pertumbuhan ekonomi pada 2015 diproyeksi sebesar 5,5%-6%. Namun begitu, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bergantung pada perekonomian global, konsumsi rumah tangga, perbaikan ekspor dan tentu saja iklim investasi. "Pertumbuhan ekonomi masih didorong oleh konsumsi rumah tangga, tingkat pertumbuhan ekspor mengingat diproyeksikan ada perbaikan ekonomi global, dan tentu saja kemudian investasi," kata Chatib saat rapat kerja bersama komisi XI DPR, di Jakarta, Rabu (2/7).
Maka dari itu, sambung Chatib pemerintahan baru mendatang memiliki ruang yang lebih baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dibanding 2014. Untuk inflasi tahun 2015, diasumsikan sebesar 3%-5%, nilai tukar rupiah diprediksi Rp11.500-Rp12.000 per dolar AS.
Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2014-2015 rata-rata hanya 5,8%. Perkembangan domestik sampai triwulan I 2015, tetapi konsumsi mulai melambat.
"Kebijakan moneter di 2015, ada ruang investasi sedikit lebih baik. Pada paruh kedua pengaruh Bank Sentral AS atau The Fed meningkat pada ekonomi Indonesia. Kecenderungan global membaik maka ekspor juga mengalami perbaikan. Di sini lah ruang perbaikan pertumbuhan ekonomi, tentu saja yang akan dijalankan oleh roda pemimpin baru mendatang" ujarnya.
Sedangkan untuk suku bunga SPN 2015, diasumsikan sekitar 6%-6,5% atau lebih tinggi di banding tahun sebelumnya. Sedangkan, surat utang negara (SUN) kemungkinan harus melakukan penyesuaian. Adapun Sasaran pembangunan 2015 adalah daya saing, keunggulan SDM dan Iptek. "Siapapun yang jadi presiden tentu konsen untuk pertumbuhan ekonomi ke depan," tegasnya.
Pemerintah sudah menyampaikan asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015. Bank Indonesia punya pandangan sendiri soal prediksi perekonomian nasional tahun depan.
Ungkapan senada diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo melihat, kondisi ekonomi nasional bakal semakin membaik meskipun tidak tumbuh tinggi. Pertumbuhan ekonomi akan membaik seiring pulihnya ekonomi dunia.
"Pertumbuhan ekonomi global 3,9%. Lebih tinggi dari tahun ini yang hanya 3,4%. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat tersebut memberikan dampak positif sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,4%-5,8% pada tahun mendatang," kata Agus
Sementara itu untuk nilai tukar Rupiah, diprediksi akan berada di level Rp11.900-12.100 per dolar AS. Angka ini berkaca pada prospek neraca perdagangan Indonesia sejalan dengan potensi sentimen global."Secara keseluruhan, nilai tukar Rupiah Rp11,900-Rp12.100 per dolar AS," imbuhnya
Dan untuk inflasi, BI yakin bakal terkendali berkat kerja sama pemerintah dan BI. Nilai tukar rupiah stabil, sehingga inflasi 2015 diyakini akan berada di kisaran 4% plus minus 1%. [agus]
Waspada Filter Bubble, Jangan Terperangkap Penyebaran Hoaxs NERACA Probolinggo - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital…
Konten Kreator Diminta Tingkatkan Daya Tarik Budaya Lokal NERACA Magetan - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…
Ditopang Kenaikan Kapasitas Listrik Geothermal, Pendapatan BREN di 2023 Naik 4,4% NERACA Jakarta - PT Barito Renewables Tbk (BREN)…
Waspada Filter Bubble, Jangan Terperangkap Penyebaran Hoaxs NERACA Probolinggo - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital…
Konten Kreator Diminta Tingkatkan Daya Tarik Budaya Lokal NERACA Magetan - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…
Ditopang Kenaikan Kapasitas Listrik Geothermal, Pendapatan BREN di 2023 Naik 4,4% NERACA Jakarta - PT Barito Renewables Tbk (BREN)…