Indonesia Ketinggalan SDM Bertitel Doktor

NERACA

Indonesia masih jauh ketinggalan untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) bertitel doktor atau lulusan strata tiga (S3). Untuk mendukung Masterplan Percepatan Pembangunan dan Perluasan Indonesia (MP3I), pemerintah menargetkan akan mencetak masyarakat Indonesia yang meraih gelar doktor 4.000 orang per tahun. 

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud), Musliar Kasim mengatakan, hingga saat ini jumlah doktor di Indonesia baru sebanyak 75.000 orang, sementara di China memiliki 500.000-an doktor.

"Jika hitungan jumlah penduduk Indonesia seperlima China, maka untuk menyamainya, setidaknya jumlah lulusan S3 kita sudah ada 100.000 orang dari 75.000 orang dewasa ini," kata Musliar.

Untuk itu, sambung dia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan bekerja keras memberikan beasiswa kepada seluruh masyarakat Indonesia, tidak hanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk memenuhi target tersebut. Itu agar pada 2025, Indonesia dapat memiliki 52.000 doktor dalam berbagai bidang ilmu dan pengetahuan.

"Untuk mencapai target SDM dengan titel doktor itu, pemerintah melakukan berbagai upaya, seperti memberi beasiswa," ujar dia di Medan belum lama ini

Guna mengisi kebutuhan dosen bergelar doktor, kini berbagai perguruan tinggi berlomba menyekolahkan dosennya untuk melanjutkan studi S-3 baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Universitas Hasanuddin, Makassar misalnya. Awal Oktober 2013 lalu menyambut 141 dosen yang baru saja menyelesaikan studi doktoralnya baik di dalam maupun luar negeri. Dari 141 dosen tersebut, 32 dosen di antaranya berhasil menyeleseikan studinya di luar negeri, yakni di Jepang, Australia, Malaysia, dan Korea, dan selebihnya menyeleseikan studinya di dalam negeri. 

Universitas lainnya adalah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Hingga 2015 UMS menargetkan telah memiliki 212 dosen berkualifikasi doktor (S-3). Dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang menargetkan separuh staf pengajarnya berkualifikasi doktor dan profesor hingga 2015 mendatang. 

BERITA TERKAIT

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

BERITA LAINNYA DI

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…