Asia Natural Garap Bisnis Tambang Emas

Perusahaan tambang, PT Asia Natural Resources Tbk (ASIA) tengah menjajaki langkah kerja sama dengan tambang emas milik PT Kajoran Patra Utama di Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kerja sama ini lantaran perseroan memiliki ketertarikan untuk masuk ke sektor pertambangan emas karena masih melemahnya harga batu bara di pasar internasional sehingga menekan kinerja perseroan.

Dengan kerja sama ini, diharapkan dapat mendongkrak kinerja perseroan yang tengah lesu. "Untuk memperbaiki kinerja dan kelangsungan usaha Perseroan, kami tertarik untuk masuk ke bisnis emas," kata Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan ASIA, Domi Dominicus Y-Mere di Jakarta, kemarin.

Langkan ini ditempuh sejalan dengan upaya perusahaan yang ingin mendapatkan investor atau partner baru yang diharapkan bisa bersinergi dengan perseroan agar partner tersebut dapat diajak bekerja sama.

Saat ini, calon rekanannya yang bergerak dalam bidang tambang emas tersebut, sedang melakukan peningkatan izin dari IUP Explorasi ke IUP Operasi Produksi. Karena prosesnya memakan waktu yang cukup lama akibat jarak yang jauh dari pusat kota dan cuaca yang kurang baik akhir-akhir ini, Domi tidak berani menargetkan kapan prosesnya akan selesai dan kapan aktivitas pertambangan dapat dilaksanakan.

Sehubungan dengan rencana perseroan untuk masuk ke bisnis logam emas tersebut, nantinya perseroan juga akan mengajak mitra lain yang saat ini sudah terjalin kerja sama dengan perusahaan yakni PT Agung Lestari dan PT Buana Santalum. Namun demikian, perseroan masih harus menyelesaikan kajian sitem kerja sama yang akan diterapkan nantinya.

Kata Domi, perseroan tengah berusaha maksimal agar sahamnya tetap bisa tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasalnya, sjak Mei 2013 hingga saat ini, BEI masih meghentikan sementara (suspensi) saham ASIA lantaran kelangsungan usaha perseroan (going concern) yang belum jelas.

Asisten Sekretaris Perusahaan ASIA Widdianti menerangkan bahwa hingga saat ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI masih menanyakan kelangsungan usaha perseroan dan kinerja perusahaan yang kurang bagus karena belum adanya pendapatan. (bani)



 

 

BERITA TERKAIT

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

KEJU Bagikan Dividen Final Rp79,50 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) memutuskan membagikan dividen final tahun buku 2023 sebesar…

BUMI Bukukan Laba Bersih US$67,6 Juta

Di kuartal pertama 2024, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) membukukan laba bersih senilai US$67,6 juta atau setara Rp1,09 triliun (kurs…

BERITA LAINNYA DI

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

KEJU Bagikan Dividen Final Rp79,50 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) memutuskan membagikan dividen final tahun buku 2023 sebesar…

BUMI Bukukan Laba Bersih US$67,6 Juta

Di kuartal pertama 2024, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) membukukan laba bersih senilai US$67,6 juta atau setara Rp1,09 triliun (kurs…