Laba Bersih BRI Meningkat 14,2% - Triwulan IV 2013

NERACA

Jakarta - Pada triwulan IV 2013, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp 21,6 triliun, ini meningkat 14,2% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18,5 triliun.

Direktur Bisnis dan UMKM BRI, Djarot Kusumayakti mengatakan peningkatan laba tersebut merupakan hasil fokusnya BRI di sektor UMKM “Yakni dengan mengutamakan kebijakan prudential banking dan juga memperluas jaringaan unit kerja dan e-channel,” Kata Djarot di Jakarta Rabu (22/1).

Djarot juga menjelaskan, pencapaian kinerja BRI dikontribusikan melalui pertumbuhan kredit BRI yang mencapai 23,7% year on year (yoy) dari RP348,23 triliun di Desember 2012. “Akhir tahun 2013 ini menjadi Rp430,62 triliun,” ungkap dia.

Lebih lanjut, Djarot mengatakan, pertumbuhan kredit BRI mencapai 23,7% yoy yakni dari Rp348,23 triliun pada Desember 2012 menjadi Rp430,62 triliun di akhir 2013.

Sementara itu, untuk rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) per Desember 2013 sebesar 0,31%. “Kualitas kredit terjaga, bahkan membaik, NPL menurun presentasenya dari Desember 2012 sebesar 0,34% (nett) menjadi 0,31% pada Desember 2013 (nett), bahkan rasio ini terendah dalam 8 (delapan) tahun terakhir,” kata Djarot.

Sedangkan untuk perolehan Dana pihak ketiga (DPK) BRI pada Desember 2013, perseroan berhasil membukukan Rp486,4 triliun ini tumbuh 11,5% yoy. Menurut Djarot, deningkatan DPK ini didominasi kenaikan produk tabungan yang mencapai 15%, hal ini mencerminkan BRI berhasil mempertahankan dominasi sumber dana murah dalam komposisi dana pihak ketiganya.

Jumlah rekening simpanan per akhir Desember 2013 mencapai sekitar 40 juta rekening. Pertumbuhan funding yang sehat ikut menjaga tingkat likuiditas BRI, tercermin dari rasio LDR per akhir Desember 2013 yang tercatat sebesar 88,54%.

Selain itu, Fee Based income BRI juga terus menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Peningkatan fee based income merupakan hasil dari pengembangan layanan e-banking BRI beserta  e-channel nya secara terus menerus. Fee Based Income BRI meningkat 23,7% secara yoy, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada  transaksi e-banking yang tumbuh sebesar 78,5% secara year on year.

Peningkatan FBI sangat dipengaruhi oleh ekspansi jaringan unit kerja dan e-channel yang bertujuan untuk memberikan kemudahan akses masyarakat kepada bank. Saat ini BRI merupakan bank dengan jaringan layanan terbesar, baik melalui outlet konvensional maupun    e-channel.
Per Desember 2013, BRI memiliki 9.808 jaringan kerja konvensional, yang terdiri dari 7.821 jaringan mikro, termasuk Teras BRI dan Teras BRI Keliling, serta 1.987 jaringan ritel seperti Kantor Kas, KCP, Kantor Cabang, dan Kantor Wilayah yang kesemuanya terhubung real time online.

Dengan jaringan kantor yang luas, disertai dengan Jaringan ATM BRI per Desember 2013 yang mencapai 18.292 unit, maka BRI siap untuk mengembangkan potensi bisnis dari seluruh Indonesia, dengan menerapkan cross selling strategy, yang pada akhirnya meningkatkan jumlah nasabah baru dari berbagai segmen.

Untuk tahun 2014, BRI berencana akan tetap menumbuhkan kreditnya sesuai dengan kondisi ekonomi nasional. Sementara di sisi funding, BRI akan tetap focus dalam usaha penguatan dana ritel, yang disertai dengan upaya-upaya penguatan fee based income. [sylke]

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…