NERACA
Jakarta - PT Bank Internasional Indonesia Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun dalam sembilan bulan pertama atau yang berakhir pada 30 September 2013 atau naik sebesar 19% dibandingkan periode sama pada 2012. "Ini merupakan kali pertama BII membukukan laba di atas Rp1 triliun untuk kinerja sembilan bulanan," kata Direktur Utama BII, Thila Nadason, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (28/10).
Thila mengatakan laba tersebut setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATAMI). Dia menyebutkan laba sebelum pajak bank juga meningkat 22% mencapai Rp1,6 triliun dibandingkan Rp1,3 triliun pada posisi yang sama 2012.
"Peningkatan kinerja terutama didukung oleh pertumbuhan yang solid pada semua bisnis inti bank, pertumbuhan yang kuat pada simpanan nasabah, perbaikan siginifikan pada profitabilitas anak perusahaan bank, dan peningkatan berkelanjutan dari keseluruhan proses operasional bank," katanya.
Peningkatan juga terlihat pada simpanan nasabah, yakni sebesar 21% atau mencapai Rp96,5 triliun pada sembilan bulan pertama 2013 dari Rp79,8 triliun pada sembilan bulan pertama 2012 dengan pertumbuhan terkuat pada porsi tabungan sebesar 35%, Giro naik 21% dan deposito berjangka tumbuh 16%.
"Kenaikan pada porsi dana murah didukung oleh peningkatan produktivitas cabang di mana tim sales kami berhasil mengoptimalkan 'cross sell' dan menggunakan basis nasabah yang ada selain juga menjaring nasabah-nasabah baru," katanya.
Dia menambahkan layanan "cash management" dan "payroll" bank juga turut memberikan kontribusi pada kenaikan porsi dana murah pada sembilan bulan pertama 2013. BII juga mencatat peningkatan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 10% menjadi Rp4,3 triliun per September 2013 dari Rp3,9 triliun per September 2012.
"Ini sebagai akibat dari pertumbuhan kredit serta perbaikan kualitas aset," katanya. Thila menyebutkan persaingan ketat antar bank yang memberi tekanan pada marjin bunga bersih (NIM) perbankan telah menyebabkan penurunan tipis pada NIM BII menjadi 5,37% per September 2013 dibandingkan 5,88% pada 2012. [ardi]
NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…
NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…
NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…
NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…
NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…
NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…