Profit Taking, IHSG Belum Keluar Dari Tekanan

NERACA

Jakarta – Awal pekan, aksi jual investor asing masih berlanjut. Dimana mengakhiri perdagangan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup turun 97,27 poin atau 1,92% ke posisi 4.971,35, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 15,76 poin (1,88%) ke level 823,71.

Analis Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pelemahan indeks BEI dipicu aksi jual investor asing, “Pemodal asing masih mengambil posisi lepas saham. Selain itu, masih negatifnya bursa saham Asia, membuat indeks BEI kurang bertenaga untuk berbalik positif,\" katanya di Jakarta, Senin (3/6).

Dia menambahkan, minimnya sentimen positif serta negatifnya bursa kawaan Asia menjadi alasan bagi pelaku pasar saham untuk melakukan ambil untung. Sementara analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono menambahkan, aksi jual saham dari investor asing merupakan ke sembilan hari berturut-turut.\"Meski BPS mengumumkan deflasi, akan tetapi pasar masih dibayangi oleh ketidakpastian akan masalah kebijakan BBM bersubsidi,”tandasnya.

Dia menambahkan, nilai tukar rupiah yang cenderung melemah terhadap dolar AS juga menimbulkan spekulasi kemungkinan dinaikkannya BI rate. Berikutnya, indeks BEI Selasa diproyeksikan masih akan bergerak dalam tren melemah, meski tekanan jual diperkirakan mulai mereda.

Pada perdagangan kemarin, sebanyak 52 saham emiten bergerak naik dan 242 saham emiten turun. Sebanyak 67 lainnya tidak bergerak. Tercatat total frekuensi perdagangan saham sampai siang ini tercatat 227.870 dengan volume mencapai 8,37 miliar yang diperdagangkan dengan total transaksi Rp 9,87 triliun.

Rata-rata bursa-bursa di Asia bergerak melemah di zona merah di awal pekan kemarin. Tertekannya Dow Jones, pasar Eropa dan regional memberi sentimen negatif bursa asia. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya SCBD naik Rp 600 ke Rp 3.025, CMNP naik Rp 575 ke Rp 2.950, AKRA naik 450 ke Rp 5.800 dan TCID naik Rp 400 ke Rp 11.900.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain MYOR turun Rp 2.050 ke Rp 34.200 UNVR turun Rp 1.450 ke Rp 29,050, AALI turun Rp 1.150 ke Rp 18.350, dan INTP turun Rp 1.000 ke Rp 22.750.

Perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup melemah ke level 5.014,575 atau turun 54,05 poin (1,07%). Indeks LQ45 tercatat turun 9,6 poin ke level 839,468. Sebanyak 64 saham emiten bergerak naik dan 194 saham emiten turun. Sebanyak 78 lainnya tidak bergerak. Total frekuensi perdagangan saham sampai siang tercatat 124.243 dengan volume mencapai 4,2 miliar yang diperdagangkan dengan total transaksi Rp 5,1 triliun.

Rata-rata bursa-bursa di Asia bergerak bervariasi di zona hijau dan merah di awal pekan ini. Tertekannya Dow Jones, pasar Eropa dan regional memberi sentimen negatif bursa asia. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya TLKM naik Rp 600 ke Rp 11.650, SCBD naik Rp 600 ke Rp 3.025, CMNP naik Rp 575 ke Rp 2.950, dan TCID naik Rp 500 ke Rp 12.000.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain UNVR turun Rp 1.300 ke Rp 29,200, AALI turun Rp 1.150 ke Rp 18.350, ICBP turun Rp 750 ke Rp 12.350, dan ITMG turun Rp 700 ke Rp 29.300.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka terkoreksi 15,08 poin atau 0,30% ke posisi 5.053,55, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 3,79 poin (0,45%) ke level 835,67. Purwoko Sartono menuturkan, hasil inflasi periode Mei 2013 yang akan diumumkan Badan Pusat Satistik (BPS) pada pekan ini mewarnai pergerakan saham domestik.\"Pelaku pasar cenderung kembali mengambil posisi jual saham seraya menunggu hasil inflasi,”ujarnya.

Menurutnya, masih belum jelasnya kebijakan bahan bakar minyak (BBM) juga memberikan dampak negatif bagi pasar keuangan di dalam negeri. Karena itu, indeks BEI sempat diproyeksikan di kisaran 5.025--5.090 poin.

Sementara Kepala Riset Kresna Securities Stanley Tjiandra berharap inflasi periode Mei tetap sesuai dengan estimasi di 0,08 persen (5,59%year on year) dan karena itu, pergerakan indeks BEI diproyeksikan masih di bawah tekanan, dan bergerak di kisaran 5.080--5.160 poin pada perdagangan saham awal pekan ini.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng di buka menguat 120,18 poin (0,54%) ke level 22.512,34, indeks Nikkei-225 turun 331,08 poin (2,40%) ke level 13.446,54, dan Straits Times melemah 21,70 poin (0,66%) ke posisi 3.289,57. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…