Air Baku Jakarta Parah

NERACA

Jakarta - Dari kuantitas maupun kualitas, kondisi air baku DKI Jakarta saat ini dinilai parah. Untuk itu segala macam cara harus kita lakukan bersama untuk mengatasi hal tersebut mengingat air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan kita. “Saya katakan parah pasalnya saat musim hujan banjirnya luar biasa dan saat musim kemarau air baku terutama alur sungai di DKI sangat kotor dan warnya hitam, kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Mohammad Hasan di Jakarta, Sabtu (1/6).

Upaya pembentukan  komunitas penyadaran masyarakat akan peduli air sangat penting, kata Hasan. Sedangkan soal kualitas air yakni soal polusi baik dari limbah rumah tangga seperti sampah maupun industri-industri yang langsung membuang ke sungai maupun yang berasal dari ternak-ternak. Hal akan mencemari kualitas air baku untuk air bersih DKI yang berasal dari Waduk Jatiluhur melalui sungai Tarum Barat ke pengolahan air PDAM Pejompongan.

Pengeboran air tanah dan instrusi air laut saat ini sudah menguatiran dan berdampak besar dalam mengurangi kualitas air bersih Jakarta. Untuk mengatasi krisis air bersih, upaya penyelamatan lingkungan dan sumber air harus dilakukan secara berkelanjutan melalui berbagai upaya.

Hasan menjelaskan, upaya untuk atas pesoalan tersebut antara lain menggalakkan gerakan menanam pohon, konservasi lahan, pelestarian hutan, dan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembangunan tempat penampungan air hujan seperti situ, embung, dan waduk, sehingga airnya bisa dimanfaatkan saat musim kemarau, mencegah seminimal mungkin air hujan terbuang ke laut dengan membuat sumur resapan air atau lubang resapan biopori. Mengurangi pencemaran air dan melakukan penghematan penggunaan air dalam aktivitas keseharian juga bisa menjadi upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Berdasarkan kondisi air, baik kualitas maupun ketersediaan, Indonesia memiliki  potensi besar sebagai negara yang kaya air. Namun fakta tersebut tidak lantas membuat Indonesia  terhindar dari krisis air bersih. Setiap  musim kemarau  banyak  daerah di Indonesia mengalami kekeringan, sementara  saat musim penghujan bahaya yang bersumber dari air, yaitu banjir juga mengintai.

Untuk  mengatasi ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang cenderung menurun dan kebutuhan air yang semakin meningkat, sumber daya air wajib dikelola dengan memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi secara selaras. Melihat kondisi ini,  pengelolaan sumber daya air perlu diarahkan untuk mewujudkan sinergi dan keterpaduan yang harmonis antarwilayah, antarsektor, dan antargenerasi.

Sejalan dengan semangat demokratisasi, desentralisasi, dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, masyarakat perlu diberi peran yang lebih besar dalam pengelolaan sumber daya air.

Fakta bahwa 70% permukaan bumi kita adalah air sudah banyak diketahui. Tetapi tidak banyak yang menyadari bahwa 97%  dari jumlah tersebut  adalah  air asin  dan  hanya 3%  saja  yang berupa air tawar, itu pun  terbagi  menjadi  air  es, air  tanah, air permukaan dan uap air.  Kenyataan bahwa  tidak semua air tawar yang  tersedia  layak untuk dikonsumsi, makin memperkecil jumlah ketersediaan air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kebutuhan hidup kita.

Untuk menanggulangi hal tersebut, diperlukan adanya kesadaran akan pentingnya air  bersih, serta perlu adanya usaha untuk mendorong dan memperkuat upaya-upaya penyadaran  masyarakat dunia terhadap pentingnya pengelolaan air bersih  secara  berkelanjutan. Beberapa kalangan yang sadar akan masalah tersebut mulai menggalang dukungan dan menggerakkan komunitas sekitarnya untuk  melakukan upaya-upaya  penyelamatan sumber-sumber air bersih, dari langkah terkecil sekali pun. [iqbal]

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…