Akibat Pungli Birokrasi Ekonomi RI Tertinggal
Jakarta----Pemerintah Indonesia diminta segera membenahi masalah birokrasi dan minimnya infrastruktur. Karena dua masalah ini membuat perekonomian Indonesia tertinggal dari Singapura dan Malaysia. Selain itu, masalah pungli juga masih mendapat sorotan tajam. “Masih ada pungutan liar untuk pelayanan birokrasi, dibutuhkan transparansi dan akuntanbilitas untuk hal-hal semacam ini pada proses pembuatan kebijakan," kata Ekonom World Economic Forum (WEF) Thierry Geiger di Jakarta,8/6.
Selain itu, kata Geiger, layanan kesehatan masih terbatas, kesejahteraan buruh belum terpenuhi dan juga dibutuhkan penguatan layanan birokrasi yang lebih efisien. Sehingga daya saing Indonesia membaik. Karena pemerintah diminta memiliki standar manajemen fiskal serta menerapkan aturan perpajakan dan meningkatkan standar pendidikan sehingga tingkat pertumbuhan menjadi lebih kompetitif.
Dia menilai situasi ini menunjukkan Indonesia berada di atas negara-negara berkembang lain seperti Brasil, Afrika Selatan, dan India serta mempunyai kemampuan untuk berkembang lebih baik. "Namun, perekonomian Indonesia masih di bawah Singapura dan Malaysia, di atas Filipina dan Kamboja dan sejajar dengan Thailand serta Vietnam di kawasan Asia Tenggara," jelasnya.
Thierry mengatakan Indonesia masih mempunyai banyak kelemahan yang harus diwaspadai, seperti masalah birokrasi dan hambatan klasik dalam perdagangan seperti infrastruktur yang dapat menganggu akselerasi pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
"Infrastruktur menjadi permasalahan utama. Pelabuhan, jalan dan rel kereta api dalam kondisi yang kurang baik. Suplai listrik kurang memadai dan penggunaan teknologi informasi masih terbatas. Padahal Indonesia salah satu negara berpenduduk terbanyak," katanya.
Namun, secara keseluruhan dari pandangan ekonomi, menurut Thierry, Indonesia sangat berkembang dalam 10 tahun terakhir dan membuktikan mampu bertahan dari ancaman krisis global. "Indonesia tidak boleh berhenti sampai di sini, masih banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi. Apabila semua dapat dilewati, maka pertumbuhan tinggi dan kuat dapat tercapai," pungkasnya.
Menurutnya saat ini daya saing perekonomian Indonesia meningkat pesat di antara negara-negara anggota G20 yang didukung pertumbuhan kuat dalam beberapa tahun terakhir. "Saat ini Indonesia sebagai salah satu dari 20 negara dengan pertumbuhan tertinggi mempunyai pasar potensial yang kuat disertai dengan peningkatan kelas menengah," ujarnya. **cahyo
NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…
NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…
NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…
NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…
NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…
NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…