Agar Penyerapan Optimal - Hatta: Anggaran Belanja Harus Dilaporkan Setiap Kuartal

NERACA

Jakarta - Penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hampir setiap tahun tidak optimal. Selain itu, selalu terjadi penumpukan realisasi program di akhir tahun sehingga membuat realisasi anggaran rawan penyimpangan. Atas dasar itu, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menginginkan kualitas penyerapan APBN 2013 lebih dimonitor setiap kuartal untuk mendeteksi hambatan-hambatan yang membuat anggaran tidak cair.

“Di 2013, kualitas penyerapan akan kita monitor dan terutama anggaran belanja modal yang harus dilaporkan setiap kuartal dan harus tinggi. Masing-masing menteri harus melaporkan progress-nya  dan hambatannya apa, sehingga sejak dini bisa diantisipasi,” ujarnya di kantor Kementerian Perekonomian, Selasa (29/1).

Namun, Hatta tidak mau menjelaskan sanksi apa yang akan diberikan kepada Kementerian dan Lembaga bagi yang tidak melaporkan realisasi penyerapan anggaran setiap kuartal.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui, penyerapan belanja modal mengalami penumpukan pada triwulan IV, seperti yang sering terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Dia juga menjelaskan, penerimaan pajak mengalami perlambatan karena terjadi penurunan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) dari sektor pertambangan.

Tak Bisa Dipecahkan

Namun, menurut pandangan Koordinator Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Uchok Sky Kadafi, buruknya kinerja penyerapan anggaran kementerian yang rawan penyimpangan selalu tidak bisa dipecahkan oleh pemerintah.

“Persoalannya tidak bisa dipecahkan dan diindikasikan sangat menguntungkan pemerintah dan (badan) legislatif tapi sangat merugikan masyarakat lantaran realisasi anggarannya terhambat,” ujarnya. Adapun, dia menjelaskan, bentuk penyimpangan anggaran yang sering terjadi adalah program-program yang direalisasi pada akhir tahun.

“Biasanya pemerintah tidak memperhatikan dampak program tersebut. Program itu banyak berbentuk seremonial yang membosankan buat masyarakat tapi sangat menguntungkan secara materi buat pemerintah. Selain itu, banyak perjalanan dinas yang fiktif yang dilakukan oleh kementerian,” paparnya.

Menurut Uchok, persoalan penyerapan tidak merata disebabkan adanya blokir dari Kementerian Keuangan dan blokir (tanda bintang) dari kementerian tertentu sehingga membuat program atau anggaran terhambat terserap. Oleh karena itu, lanjut dia, agar anggaran terserap optimal, pemerintah harus memperbaiki sistem perencanaan dan anggaran nasional.

“Contoh, belanja pemerintah tahun 2012 berdasarkan pendapatan tahun 2012. Seharusnya, belanja tahun 2012 berdasarkan pendapatan tahun 2011,” ujarnya.

 

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…