Kemendag Tak Punya Data Pasar Terendam Banjir

NERACA

 

Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan yang baru dilantik, Srie Agustina, mengaku tidak mempunyai data yang akurat soal berapa banyak pasar tradisional yang terkena musibah banjir.

"Saya tak tahu sampai sekarang ada data misalnya pasar mana yang kena banjir, berapa pedagang yang kena, mungkin itu dulu yang saya lihat," ucap Srie Agustina di Jakarta, Senin (21/1).

Lebih jauh lagi Srie memaparkan hambatan distribusi adalah faktor utama naiknya beberapa harga barang pasca banjir. Untuk itu, lanjut Srie, setelah mengetahui jumlah pasar yang terkena dampak banjir baru tindakan bisa dilakukan. "Kita belum punya data itu. Belum tahu betul," jelasnya.

Sejauh ini, menurutnya harga barang masih tergolong stabil. Hanya sedikit yang menunjukan kenaikan pasca banjir. "Kalau untuk harga kan sejauh ini sekarang masih stabil, yang penting itu dulu," tambahnya.

Dia menambahkan, fokus pemerintah dan masyarakat saat ini adalah soal bantuan. "Karena begini, teman-teman yang kena banjir di beberapa titik itu boro-boro dia mau belanja," terang Srie.

Pasar Terendam

Sementara itu, Perusahaan Daerah Pasar Jaya menyatakan bahwa sebanyak 43 pasar tradisional di Jakarta terendam air akibat banjir Kamis pekan lalu. Hingga hari ini, sebagian besar pedagang belum dapat memulai aktivitasnya karena masih menunggu air surut. Pasar Jaya menargetkan, pekan ini, semua pasar juga dapat berjalan normal kembali. "Kami mencatat ada 43 dari 153 pasar yang terkena dampak banjir, ketinggian airnya ada yang mencapai 1 meter," kata Agus Lamun, Assiten Menager Sub-Bidang Humas Pasar Jaya.

Namun Agus belum dapat memerinci jumlah kerugian yang ditanggung oleh perusahaan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini. Agus Lamun menjelaskan, tidak sedikit dari lapak pedagang dan kios-kios yang mengalami kerusakan parah dan ringan. Kerusakan itu akan menjadi tanggung jawab pengelola Pasar Jaya tanpa membebani pedagang selaku penyewa. "Kita akan data setelah nanti surut. Proses pembersihan tidak gampang, bahkan kemarin beberapa pasar masih terdapat lumpur yang tebal," katanya.

Ketika ditanya apakah pedagang akan mendapat kompensasi berupa keringanan atau penangguhan biaya sewa, Agus menyatakan tidak ada kompensasi seperti itu. Alasannya, pedagang hanya mengalami kerugian akibat tidak ada aktivitas jual-beli, bukan kerugian fisik. "Kalau kerusakan bangunan, kita yang akan menanggung," kata Agus.

Sejauh ini, menurut Agus, sudah ada beberapa pasar yang berangsur-angsur beroperasi normal. Di antaranya Pasar Pramuka, Pluit, Jembatan Lima, dan Gang Kancil. Pasar Jaya meyakini, kegiatan pedagang akan berjalan seperti biasa jika dalam dua hari ke depan tidak ada hujan dengan intensitas yang tinggi.

Harga Naik

Berdasarkan pantauan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan yang dilansir akhir pekan kemarin harga cabai hijau keriting naik 6,3%, menjadi Rp 25.000 per kilogram. Padahal awal pekan ini, harganya masih stabil di level Rp 13.286.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai kenaikan harga cabe belum tentu karena banjir. Menurutnya, pangkal masalahnya adalah proses distribusi antar kota di Jawa yang terganggu akibat musim hujan dan cuaca ekstrem. "Dari semua bahan pokok, cabai paling terpantau naik, tapi relatif masih terjangkau konsumen," ujar Gita, sebelumnya.

Komoditas cabe lain seperti cabai merah keriting juga ikut terkerek naik. Kenaikannya mencapai 13% menjadi Rp 21.445 per kilogram. Meski harga cabe naik, beras masih relatif stabil. Harga rata-rata beras jenis IR-64 di pasar tradisional DKI naik tiga persen menjadi Rp 7.675 per kilogram. Harga beras paling tinggi tercatat di Pasar Rawamangun, di mana saat banjir kemarin mencapai Rp 8.500 per kilogram.

Komoditas bahan pokok lain yang turut terkerek harganya selama masa banjir adalah daging ayam. Harganya melonjak 10 persen dibanding kemarin lusa, menjadi Rp 28.800 di Cipinang. Bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati juga naik 3,5% mencapai Rp 17.400 per kilogram.

"Ini mungkin imbas kenaikan harga daging sapi, pedagang ayam ikut menaikkan harga, tapi pasokan daging dan telur ayam saya lihat aman," ujarnya. Selebihnya, harga kebutuhan pokok terpantau normal. Garam tetap di level Rp 3.800 per kilogram sejak awal pekan ini. Minyak goreng curah juga konstan di harga Rp 10.000 per liter.

Sementara itu, banjir yang melanda Jakarta berimbas kepada meroketnya sejumlah komoditas sayuran dan buah-buahan di pasar-pasar tradisional di Kab Bogor. Hal tersebut tersebut disebabkan pasokan sayuran dan buah dari Pasar Induk Kramatjati tersendat. Kisaran harga komoditas sayuran dan buah-buahan melonjak hingga 50 % dari harga biasanya.

Para pedagang sayuran dan buah-buahan mengaku kenaikan harga terpaksa dilakukan karena memang harga dasar dari bandar sendiri sudah tinggi. Di tengah harga beli pedagang yang tinggi, pasokan pun mengalami keterlambatan sehingga menyebabkan kisaran harga jual melonjak tajam.

"Kita mendapatkan pasokan buah-buahan dari Pasar Induk Kramatjati. Harga dari bandar sudah tinggi jadi kita terpaksa menaikan harga jual meski dengan risiko pembeli merosot tajam. Pasokan juga terhambat setelah banjir yang terjadi di Jakarta," jelas Syahroni, salah seorang pedagang buah-buahan di Pasar Kramatjati.

 

BERITA TERKAIT

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…