Infrastruktur dan Ekonomi 2013

Oleh: Prof. Firmanzah PhD

Staf Ahli Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan

Perekonomian global tahun ini masih dibayang-bayangi ketidakpastian yang diprediksikan kembali menekan pertumbuhan dunia.  Meski China di penghujung tahun 2012 (kuartal ke-4) tumbuh 7,9% setelah melambat pada 7 kuartal sebelumnya (kuartal 1/2011 s/d kuartal 3/2012), namun sejumlah data di Eropa masih menjadi kendala pertumbuhan global.

Di akhir 2012, ekonomi Jerman sebagai ekonomi terbesar di zona Euro berkontraksi 0,5%, Perancis masih terbelenggu defisit fiskal yang cukup besar, bank sentral Portugal baru baru ini merevisi target pertumbuhannya, industri manufaktur Inggris berkontraksi yang juga memberi efek perlambatan global. Kawasan yang diprediksi akan masih terus tumbuh adalah Asia. Secara umum ekonomi global di 2013 belum menunjukkan sinyal positif untuk keluar dari tekanan krisis pasca 2008.

Bagi Indonesia, tantangan perekonomian nasional diperhadapkan pada ancaman eksternal dan tantangan internal secara bersamaan. Ancaman eksternal berupa kompleksitas dan ketidakpastian global yang masih  menyelimuti pertumbuhan dunia 2013 yang kembali menekan permintaan global. Tantangan internal berupa persoalan ekonomi biaya tinggi khususnya terkait dengan daya saing logistik nasional. Percepatan pembangunan infrastruktur terus dilakukan untuk menekan biaya logistik dan sekaligus meningkatkan daya saing nasional.

Pemerintah pada tahun ini menargetkan groundbreaking  setidaknya  82 proyek infrastruktur senilai Rp. 143,08 triliun  dan 64 proyek sektor riil yang mencapai Rp. 402,6 triliun. Dari 82 proyek infrastruktur tersebut tersebar sebagai berikut; 32 proyek di Sumatera (Rp 25,8 triliun), Jawa sebanyak 13 proyek (Rp 74,8 triliun), Kalimantan sejumlah 9 proyek senilai Rp 14,6 triliun, Sulawesi sebanyak 9 proyek (Rp 7,8 triliun), Bali-NTB sebanyak 5 proyek (Rp 16,8 triliun) dan Papua-Maluku sebanyak 14 proyek (Rp 3,08 triliun).

Ke-82 proyek infrastruktrur  tersebut dibiayai dengan APBN (15 proyek), BUMN (20 proyek), swasta (38 proyek) dan sisanya dibiayai campuran. Sedangkan untuk 64 proyek sektor riil tersebar di Sumatera senilai Rp 36,7 triliun (7 proyek), Jawa senilai Rp 40,9 triliun (31 proyek), Kalimantan senilai Rp 94,2 triliun (11 proyek), Sulawesi senilai Rp 2,58 triliun (7 proyek), Bali-NTT senilai Rp 26,4 triliun (4 proyek), dan Papua-Maluku senilai Rp 201,4 triliun (4 proyek).

Untuk mendukung sumber pembiayaan, Presiden SBY dalam setiap kesempatan terus mengajak para investor untuk berinvestasi di Indonesia. Kunjungan Presiden Argentina dan PM Jepang ke Indonesia juga dibicarakan sejumlah tawaran pembangunan infrastuktur. PM Jepang Shinzo Abe menyatakan komitmen Jepang membantu pembagnunan infrastruktur di Indonesia sebagai kelanjutan pembicaraan pasca Indonesia-Japan Joint Economic Forum di Tokyo (Oktober 2012). Kesepakatan ini diantaranya mengembangkan infrastruktur keretaapi perkotaan, pembangkit listrik geotermal, dan infrastruktur lainnya dengan jangka waktu hingga 2020. Kesepakatan diantaranya 45 proyek infrastruktur dengan total nilai investasi mencapai US$43 miliar atau setara Rp 410 triliun.

Berbagai upaya pembangunan infrastruktur nasional diharapkan dapat mendorong daya saing dan memangkas inefisiensi yang masih menekan ekspansi perekonomian nasional. Dengan berjalannya berbagai pembangunan infrastruktur, biaya logistik dapat ditekan seminimal mungkin, keterpaduan ekonomi akan berdampak lebih besar sehingga pertumbuhan dan kapasitas ekonomi nasional terus berkembang.

 

 

BERITA TERKAIT

Rupiah Limbung, Bagaimana Bisnis Syariah ?

Oleh: Agus Yuliawan (Pemerhati Ekonomi Syariah) Pelaku bisnis beberapa hari ini dihadapkan dengan masalah yang pelik dengan  melemahnya nilai tukar…

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

BERITA LAINNYA DI

Rupiah Limbung, Bagaimana Bisnis Syariah ?

Oleh: Agus Yuliawan (Pemerhati Ekonomi Syariah) Pelaku bisnis beberapa hari ini dihadapkan dengan masalah yang pelik dengan  melemahnya nilai tukar…

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…