BP Konstruksi Dorong Sislognas

NERACA

Jakarta – Rantai pasok konstruksi yang tidak efisien menyebabkan biaya yang tinggi pada sektor pemerintah dan swasta. Hambatan sistem logistik material dan peralatan konstruksi, serta ketidakharmonisan regulasi yang ada menyebabkan kelangkaan dan disparitas harga, terutama untuk wilayah Indonesia Timur.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pembinaan (BP) Konstruksi Bambang Goeritno dalam jumpa pers Rabu (3/1).

Kepala Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi, BP Konstruksi, Mochammad Natsir menambahkan, target 2013 adalah mapping kebutuhan. “Untuk MP3EI, kebutuhan material dan peralatan konstruksi itu berapa besar, di mana saja. Ada perhitungannya. Misalnya semen kita membutuhkan 12 juta ton, di mana saja, itu ada datanya,” kata dia kepada Neraca, Rabu (3/1).

Catatan BP Konstruksi, kebutuhan material konstruksi tahun 2012 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk semen, baja, dan aspal, berturut-turut adalah 12,1 juta ton, 5,3 juta ton, dan 1,25 juta ton. Sementara kebutuhan material konstruksi sesuai MP3EI untuk ketiga material tersebut berturut-turut adalah 12,1 juta ton, 7,6 juta ton, dan 2,8 juta ton.

Sedangkan kebutuhan dozer, excavator, copactor, dump truck, crane, dan road paver berdasarkan RPJM adalah sebanyak 42.000 unit, sementara jika disesuaikan dengan MP3EI, kebutuhannya menjadi 38.140 unit.

Kebutuhan Asphalt Mixing Plant (AMP) sesuai RPJM adalah 910 unit, lebih kecil dari kebutuhan AMP sesuai MP3EI, yaitu 1.089 unit. Sedangkan kebutuhan Concrete Batchching Plant (CBP) sesuai RPJM adalah 910 unit, lebih besar dari kebutuhan CBP sesuai MP3EI, yaitu 716 unit.

Dalam dua tahun berikutnya, yaitu 2013 dan 2014, potensi kebutuhan seluruh aspek material dan alat berat meningkat perlahan tapi pasti. Misalnya kebutuhan semen, baja, dan aspal yang pada 2013 sesuai RPJM diperkirakan 13,9 juta ton, 6 juta ton, dan 1,7 juta ton. Potensi kebutuhan 2014 untuk ketiga material tersebut meningkat lagi menjadi 16 juta ton, 7 juta ton, dan 2 juta ton.

Peningkatan kebutuhan material dan alat berat tersebut perlu diiringi dengan sistem logistik yang bagus. “Basisnya harus ada konektivitas, makanya MP3EI selalu bicara konektivitas. Karena kalau tidak tersambung, kita tidak buat sistem transportasi. Dan kalau tidak ada transportasi ya tidak ada logistik. Logistik itu membutuhkan sarana dan prasarana transportasi. Jika tidak ada logistik, jangan harap ada perdagangan dan jangan harap ada pertumbuhan. Jadi betapa pentingnya sistem logistik itu untuk pertumbuhan,” kata Bambang.

Natsir menambahkan, “Kita menganalisa yang terkait dengan material dan peralatan konstruksi. Yang utama adalah semen, baja, dan alat berat. Kita analisa. Kalau hambatannya adalah jaringan transportasi atau sistem logistik, maka kita memberikan rekomendasi pada instansi terkait,” jelas dia.

Natsir mencontohkan pelabuhan yang ada di Balikpapan. “Upaya-upaya kita adalah memetakan problem-problem semen. Misalnya di Balikpapan, semen itu harganya dua kali di Jakarta. Setelah kita analisa, ternyata itu karena pelabuhan yang kapasitasnya sangat terbatas. Kita memberikan masukan kepada perhubungan dan saat ini perhubungan sudah melakukan pengembangan pelabuhan di Balikpapan,” ujar Natsir.

 

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…