Kualitas Rendah Pada Tahap Pertama - Pemerintah Selektif di Proyek 10.000 MW Tahap 2

 

NERACA

Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida S. Alisjahbana menegaskan, pemerintah akan memperketat pengawasan pada proyek pembangkit listrik 10.000 MW tahap kedua. "Prioritas kami saat ini adalah menuntaskan proyek pembangkit listrik pembangkit listrik 10.000 MW tahap pertama dan memperketat proses pelaksanaan tahap kedua. Ini agar tidak terjadi beragam persoalan seperti pada tahap pertama," katanya di Jakarta, Rabu (21/11).

Armida mengatakan, banyak persoalan yang terjadi dalam penyelesaian pembangkit listrik 10.000 MW. "Ini catatan serius bagi kami, sehingga dalam penuntasannya kami perketat pengawasannya," tegasnya.

Pemerintah tidak ingin kejadian pada proyek pertama terulang lagi pada proyek kedua. Salah satu penyebab terlambatnya penyelesaian proyek 10.000 MW (Mega Watt) tahap pertama diyakini karena rendahnya kualitas mesin pembangkit buatan China. Selain waktu penyelesaian pembangunan yang molor, pembangkit baru juga bermasalah karena rusak. Kondisi itu terjadi pada Pembangkit Tenaga Listrik Uap (PLTU) Asam-Asam Unit 3 yang diresmikan pada April 2012. Tidak lama setelah peresmian, pembangkit tersebut mengalami kerusakan dan harus dilakukan perbaikan total.

Pada proyek pembangkit listrik 10.000 MW tahap kedua, Pemerintah Indonesia akan fokus pada sumber energi terbarukan dan bersih seperti gas serta panas bumi.

"Kami akan tetap membangun PLTU dengan menggunakan sumber energi batu bara tetapi tidak sebanyak pada tahap pertama. Kami juga akan membangun PLTU dengan teknologi terbaik sehingga energi yang dihasilkan benar-benar bersih. Seluruh proses pembangunan akan dilakukan melalui tender terbuka," tandasnya.

Kualitas Rendah

 

Secara terpisah, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Nur Pamudji pun mengakui, keterlambatan pembangunan pembangkit listrik di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk proyek pembangkit listrik 10.000 tahap pertama dikarenakan rendahnya kualitas mesin listrik dari China. "Penggunaan mesin dari China harus diterima karena terikat kerja sama. Ketika itu, kondisi perekonomian kita belum kuat," tukasnya.

Saat ini dengan kondisi ekonomi Indonesia yang sudah baik, kerja sama dengan China akan dievaluasi. Pembangkit buatan China berbeda dengan buatan Jepang. Pada awal operasional, mesin asal China biasanya rewel. Mesin buatan China itu baru bisa beroperasi baik setelah lama digunakan. Pamudji mencontohkan, PLTU Labuan yang menghasilkan 2X300 MW sempat bermasalah, tapi kini mesinnya sudah bisa beroperasi dengan baik.

Hal tersebut yang disoroti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang melihat PLN terlambat membangun proyek pembangkit listrik 10.000 MW tahap pertama. Kondisi ini yang membuat BPK memberikan penilaian inefisiensi dalam tubuh PLN. Inefisiensi tersebut diyakini berpotensi telah merugikan negara sebesar Rp37 triliun.

 

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…