BI: Ekonomi Indonesia Paling Stabil

 

NERACA

 

Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menyatakan, perekonomian Indonesia adalah yang paling stabil di dunia dalam 4-5 tahun terakhir sehingga banyak dilirik para investor asing

Menurut Darmin dalam sambutan pembukaan 'the Global Enterpreneur Week' di Bank Indonesia, Senin (12/11), pertumbuhan Indonesia ditopang oleh konsumsi, ekspor, dan investasi.

Tingginya konsumsi Indonesia harus dimanfaatkan oleh para enterpreneur Indonesia agar lebih bagus dalam menopang perekonomian”, kata Darmin.

Namun belakangan ini ekspor Indonesia cenderung melambat meski ekonomi Indonesia tetap kuat. "Pertumbuhan konsumsi yang stabil pasti sangat berbeda, apakah mampu dimanfaatkan di dalam negeri sehingga di sini juga perlu investasi asing. Namun, mayoritas investasi asing ini dikejutkan untuk penuhi pasar dalam negeri, bukan ekspor karena ekonomi dunia melambat," tambahnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Boediono menyatakan bahwa terdapat sejumlah hal yang dapat menjadi hambatan. Tetapi jika dapat diselesaikan, pertumbuhan ekonomi di segala sektor dapat tumbuh dengan baik.

Hambatan

Menurut Boediono, masalah-masalah itu adalah hukum dan ketertiban yang memiliki aturan main yang jelas. Dikatakannya juga, Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi dan mikro ekonomi yang stabil. “Kalo makronya seperti yoyo, tidak ada orang yang bisa dengan cermat melakukan perhitungan-perhitungan. Akibatnya, mereka yang sangat pandai maupun spekulatif yang bisa berusaha. Mereka yang produktif secara normal akan mundur. Jadi peran dari BI dan pemerintah itu penting untuk menjaga kestabilan makro,” kata dia.
Selain itu, masalah infratruktur adalah masalah yang memprihatinkan. “Masalah ini mempunyai dampak yang membuat mudah tidaknya doing business.

Tahan Goncangan

Menurut pengamat ekonomi dari Standard Chartered Eric Suganda, ekonomi Indonesia lebih tahan dari goncangan. Dia mencontohkan pada tahun 2009 ketika terjadi resesi di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat, tetapi masih positif, yaitu 4,6%.

Yang membuat kita stabil adalah konsumsi rumah tangga,” jelas Eric.

Eric juga menjelaskan bahwa indikator suatu negara dikatakan stabil atau tidak itu tidak hanya pertumbuhan ekonomi. “Perhatikan juga inflasi dan nilai tukarnya,” kata Eric.

Pada 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif. Inflasi memang terjadi, tetapi tidak signifikan sementara nilai tukar rupiah juga masih bisa dikatakan stabil. Jadi tidak salah kalau ada pernyataan Indonesia mempunyai ekonomi yang paling stabil.

Tetapi, Eric mengingatkan, ada tiga hal yang harus diwaspadai agar ekonomi Indonesia tetap stabil. Pertama adalah stabilitas politik. “Kalau ada pergantian rezim seperti pada 1966 dan 1998, maka ekonomi kita akan banyak terpengaruh,” kata dia.

Kedua, yang harus dijaga adalah inflasi. Kalau inflasi kita tinggi, kata Eric, konsumsi rumah tangga akan terganggu. Padahal ekonomi kita sangat tergantung pada konsumsi domestik.

Faktor ketiga adalah nilai tukar rupiah. “Melemah tidak apa-apa, asal masih wajar. Jangan sampai terjadi seperti pada tahun 1998,” pungkas Eric.

 

Inventor Tak Hengkang

Menyinggung pernyataan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi yang menyatakan bahwa akibat aksi buruh yang anarkis membuat sejumlah investor hengkang, Eric meyakini bahwa itu tidak akan terjadi.

Saya melihat investor tidak akan buru-buru hengkang karena investor itu butuh waktu untuk mendirikan pabrik. Kalau dia keluar, kompetitor akan masuk. Mereka akan berpikir dua kali,” jelas Eric.

Memang betul, kata dia, bahwa investor itu bisa memindahkan pabriknya ke luar Indonesia lalu memasarkan produknya di Indonesia. “Tetapi mereka akan kalah pemasaran dengan kompetitornya yang membuat pabrik di Indonesia.” (dias/iqbal/doko)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…