BPS Prediksi PDB Tumbuh Lampaui 6%
Jakarta-- Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Kementrian Keuangan sepakat memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I (April 2011) akan melebihi 6%. “Prediksikan boleh saja, tetapi yang mereka prediksikan itu harus diakui BPS, kelihatan akan berada di atas 6%," kata Kepala BPS Rusman Heriawan dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2011 di Hotel Bidakara, Jakarta Kamis (28/4)
Menurut Rusman, BPS juga bersama dengan Bank Indonesia melakukan kajian sementara yang bersifat prognosis. “"Kuartal I kita sepakatlah dengan beberapa prediksi prognosis. BI sudah mengeluarkan prognosisnya, Kementerian Keuangan, pengamat, dan BPS, tentu nanti finalnya akan diumumkan oleh BPS,” tambahnya.
.Lebih jauh kata Rusman, ada tiga faktor yang mempengaruhi PDB berada di atas 6%.. Pertama adalah pengeluaran konsumsi masyarakat masih kuat. Kedua, investasi masih kuat, baik investasi yang diurus Badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dalam Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang dilakukan dunia usaha dan masyarakat.
"Terakhir, ekspor kita juga masih kuat walaupun ada ancaman, rupiah yang terus menerus. Tetapi yang saya lihat dari track record ekspor itu belum berpengaruh. Paling tidak tiga itu yang akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kita," jelasnya.
Dalam kisaran berapa PDB tersebut dirinya belum bisa memastikan berapa angka pastinya. Namun yang jelas menurut perkiraannya bisa berada di 6,4%, bisa juga 6,6%. "Bisa 6,6% dan bisa juga 6,4% kan belum tahu. Kita kan menghitung dari Sabang sampai Marauke, kita umumkan angka nasional. Itu artinya kita punya angka pertumbuhan ekonomi provinsi dan kabupaten. Intinya kita menghitung rekap dari seluruh daerah," imbuhnya.
Menyinggung soal inflasi bulanan, kata Rusman, BPS memprediksi hasil laporan inflasi bulanan untuk April akan tetap mengalami potensi deflasi seperti bulan sebelumnya. "Mungkin akan mengalami potensi deflasi yang lebih besar. Saya harus berani mengatakan itu ya,” tuturnya.
Dirinya menyatakan, hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh naik turunnya harga bahan pokok. "Bahan pokok setiap hari naik turun tidak karuan. Kalau di core inflation itu kebanyakan barang-barang yang melalui mekanisme pasar yang berurusan dengan moneter segala macam. Jadi kelihatannya core inflationnya makin menguat, makin besar," terangnya.
Dirinya memprediksi jika deflasi akan berada di kisaran sama seperti bulan lalu. Harga emas sendiri akan menjadi satu ancaman tersendiri dalam mempengaruhi inflasi."Mudah-mudahan masih bisa mencapai yang kemarin 0,3%. Tapi kita lihat sajalah karena ada ancaman satu yakni harga emas dunia kan naik, yang pasti bahwa ada sumbangan inflasi juga dari konsumsi emas perhiasan. Perlu diingat bahwa dalam penghitungan inflasi kita itu, emas perhiasan itu kita masukan. Karena dibeli untuk dipakai. Kalau emas batangan tidak," paparnya. **cahyo
NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…
NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…
NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…
NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…
NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…
NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…