Program Ekspor NEXT Tingkatkan Ekspor Perkebunan

NERACA

Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan organisasi non profit yaitu Business and Export Development    Organization (BEDO) meluncurkan (kick-off) program New Export Breakthrough (NEXT) di Jakarta. NEXT adalah program pembinaan pelaku usaha perkebunan agar dapat menembus pasar ekspor. Program  tersebut menjadi upaya kolaboratif pemerintah dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan ekspor produk perkebunan.

Direktur Jenderal PENKemendag Didi Sumedi mengungkapkan, melalui kerja sama ini, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag dan BEDO berupaya memfasilitasi pelaku  usaha produk perkebunan Indonesia agar dapat masuk ke pasar ekspor melalui pembinaan secara  intensif.

“Kami berharap, para peserta dapat memperoleh wawasan untuk mengatasi tantangan perdagangan global sehingga rencana bisnis mereka dapat beradaptasi dengan kondisi yang ada,” ujarDirektur Jenderal PEN Kemendag, Didi Sumedi.

Didi menambahkan, NEXT di desain khusus bagi perusahaan perkebunan sebagai proyek rintisan. “Apabila berhasil, akan diadaptasi untuk produk-produk lainnya,” ungkap Didi.

Pada kick-off hari ini, digelar penandatanganan kerja sama antara Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag Miftah Farid dan Ketua Yayasan BEDO Jeff  Kristianto.

Selain itu, pada kick-off hari ini,Kemendag dan BEDO juga secara resmi meluncurkan logo program NEXT. Logo NEXT melambangkan pertemuan dua entitas, yaitu dunia usaha yang dilambangkan dengan Bumi  dan Kemendag yang dilambangkan dengan Bulan. 

Interaksi antara dua elemen mencerminkan hubungan yang saling mendukung satu sama lain. Secara keseluruhan, bentuk visual ini membawa pesan yang jelas tentang kemitraan dan kerja sama global.

“Dengan diluncurkannya logo NEXT ini, kami harap penjenamaan dan pesan dari program ini akan selalu diingat oleh para pelaku usaha. Logo ini akan kami pakai seterusnya pada program-program NEXT lanjutan,” kata Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag, Miftah Farid.

Sementara itu, Ketua Yayasan BEDO Jeff Kristianto mengatakan, kerja sama yang dijalin pemerintah, pihak swasta, dan lembaga swadaya dapat mempercepat target ekspor dan memaksimalkan pencapaian produk-produk perkebunan Indonesiadi pasar global.

“Kerja bersama oleh pemerintah, perusahaan swasta, dan lembaga swadaya seperti ini akan mempercepat target ekspor Indonesia dan memastikan pencapaian yang lebih maksimal. Produk perkebunan Indonesia memiliki peluang yang sangat besar di pasar dunia dan perlu dimaksimalkan,” kata Jeff.

NEXT terdiri atas rangkaian kegiatan pendampingan ekspor secara daring dan tatap muka selama satu tahun untuk 30 perusahaan terpilih disektor perkebunan. Selama mengikuti NEXT, perusahaan terpilih  akan mendapatkan pendampingan dari praktisi ekspor, peluang mengikuti  pameran  di dalam danluar negeri, serta akses untuk bergabung dalam situs web InaExport Kemendag.

Program ini menitik beratkan pada fase persiapan ekspor. Fase ini meliputi, antara lain, penguatan internal organisasi usaha kecil dan menengah (UKM) untuk persiapan ekspor, pendampingan penyusunan strategi dan rencana ekspor, serta praktik bisnis dan negosiasi.

Program NEXT telah disosialisasikan sejak Maret 2024, ditandai dengan penyebaran informasi kepada para kepala dinas yang membidangi perdagangan di seluruh Indonesia danasosiasi-asosiasidi bidang perkebunan agar dapat mengajak pelaku binaan mereka mengikuti program ini.

Hasilnya, Kemendag dan BEDO telah mendata 400 calon peserta NEXT yangakan dikurasi hingga menjadi 30 pelaku usaha terpilih.

“Melalui NEXT, kami harap pelaku usaha perkebunan Indonesia dapat memperoleh pengetahuan untuk dapat mengekspor produkmerekake pasar internasional dari para tenaga ahli yang terlibat. Sehingga,  para pelaku usaha dapat meningkatkan omzet  perusahaan mereka setelah mengikuti program ini,” jelas Miftah.

Terkait ekspor perkebunan, masih didominasi kelapa sawit. Bahkan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor sektor pertanian pada Februari 2024 mengalami peningkatan sebesar 16,91% (YonY) jika dibandingkan nilai ekapor pada Februari tahun sebelumnya.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa salah satu penyumbang dari kenaikan tersebut adalah subsektor perkebunan khususnya khususnya kelapa sawit dalam bentuk crude palm oil (CPO) dan juga turunannya.

"Secara tahunan semua sektor mengalami penurunan kecuali sektor pertanian yang mengalami peningkatan sebesar 16,91%," ujar Amalia.

Menurut Amalia, sektor pertanian juga tercatat memiliki kontribusi USD0,39 milia pada total ekspor non migas yang mencapai USD18,09 miliar disusul setelahnya ada sektor pertambangan dan industri pengolahan.

"Nilai ekspor non migas menurut sektor mengalami peningkatan secara bulanan kecuali pada sektor industri pengolahan yang mengalami penurunan sebesar 9,22%," kata Amalia.

Sementara itu, kata Amalia, penurunan terdalam terjadi pada sektor industri pengolahan yang turun sebesar 11,49% serta sektor-sektor lainya. Terutama disebabkan oleh penurunan ekspor logam baja bukan besi, barang perhiasan, barang berharga serta alumunium.

"Nilai ekspor tersebut hanya memberikan share 30,22% dari total ekspor non migas Indonesia pada Februari 2024," jelas Amalia.

 

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…