Ekonomi Hijau Pilihan Terbaik Bagi Indonesia

NERACA 

Pemanfaatan dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak diimbangi oleh upaya konservasi yang mengatasnamakan kesejahteraan hidup manusia, tampaknya mulai menampilkan dampak negatif terhadap keberlangsungan lingkungan hidup. Hal ini tidak hanya mengancam keberlangsungan lingkungan alam, tetapi juga keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.

Isu pemanasan global dan perubahan iklim hanyalah sebagian dari sekian banyak isu lingkungan yang demikian pelik untuk diperhatikan yang tidak hanya bersifat lokal tetapi global. Meningkatnya kesadaran terhadap isu lingkungan ini mendorong negara-negara di dunia untuk memikirkan upaya pengimbangan laju ekonomi dengan upaya konservasi lingkungan alam dan melahirkan paradigma ekonomi yang memasukkan aspek lingkungan ke dalamnya, atau yang lebih dikenal sebagai ekonomi hijau.

Kebanyakan negara dan pemangku kepentingan meyakini bahwa ekonomi hijau adalah solusi bagi permasalahan ini serta dapat membawa kehidupan dan peradaban global menjadi lebih baik, berkeadilan, sejahtera, dan berkesinambungan.

”Inti dari Green Economy adalah peningkatan kesejahteraan manusia, keadilan dalam pembagian hasilnya, meminimalisir risiko lingkungan dan pengurangan aset ekologi,” kata Deputi 1 bidang Perencanaan dan Hubungan Internasional Unit Kerja Presiden untuk Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan (UKP4) Heru Prasetyo.

Menurut dia, pendekatan kebijakan ekonomi hijau diharapkan mampu menggantikan kebijakan-kebijakan lingkungan yang pada masa lampau kerap difokuskan pada solusi jangka pendek. Bahkan lewat pendekatan baru kebijkan ekonomi ini dapat menekankan aspek ”pelestarian lingkungan” dan ”pertumbuhan ekonomi”. Model pendekatan Green Economy ini juga juga mampu menjawab ketergantungan antara ekonomi dan ekosistem serta dampak negatif akibat aktivitas ekonomi termasuk perubahan iklim dan pamanasan global.

Untuk itu, konsep ekonomi hijau dan juga penerapannya diharapkan dapat dilaksanakan bagi para pelaku bisnis, pemerintah, para pengambil kebijakan, dan akademisi dalam membangun desain industri yang ramah lingkungan demi kehidupan dunia yang lebih baik.

Transisi Ekonomi Hijau

Dalam pelatihan Journalist Class di Jakarta yang digelar Yayasan Perspektif Baru (YPB), Ekonomi Hijau menjadi satu bahasan utama dengan topik “Transisi Ekonomi Hijau dan Peran Penting REDD+” di Jakarta. Acara yang merupakan hasil kerja sama Yayasan Perspektif Baru (YPB) dengan Kemitraan ini menghadirkan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Prof. DR. Emil Salim, SE sebagai Keynote Speaker.

Ekonomi Hijau atau Green Economy menjadi satu-satunya pilihan tepat dan terbaik bagi Indonesia karena pembangunan yang pro-poor dan pro-growth tetap bisa berlangsung dengan kelestarian lingkungan terjaga. Selain itu, ekonomi Indonesia akan mengarah ke ekonomi yang lebih efisien dalam penggunaan sumber daya alam (SDA) yang terbatas.

Kini Indonesia sudah mulai melangkah menuju Ekonomi Hijau sebagai model pembangunannya.  Program Reducing Emission from Deforestation and Degradation (REDD+) menjadi “jembatan” untuk Indonesia mulai transisi ke Ekonomi Hijau. REDD+ akan membuat Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang rendah karbon sekaligus memperbaiki lingkungan alam, serta sebagai wujud dari niat pemerintah dan seluruh pihak  melaksanakan pembangunan yang tidak business as usual.

Menurut Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. DR. Ir. Akhmad Fauzi MSc., Ekonomi Hijau diperlukan karena pembangunan business as usual mengakibatkan biaya untuk lingkungan menjadi cukup mahal. Inisiatif Ekonomi Hijau sudah ada di Indonesia meskipun terdapat tantangan dalam penerapannya.

Koordinator Unit Kerja Instrumen Pendanaan REDD+ Agus Sari menyatakan Ekonomi Hijau memperlihatkan potret yang sesungguhnya dengan memasukkan kerugian dan keuntungan lingkungan ke dalam akuntansi ekonomi. Dengan demikian Ekonomi Hijau bukan sebuah pilihan tapi satu-satunya pilihan.     

Berdasarkan hal tersebut penerapan Ekonomi Hijau di Indonesia harus didukung dan didorong semua pihak karena menekankan aspek “pelestarian lingkungan” dan “pertumbuhan ekonomi”. Ekonomi Hijau dapat menjadi desain penyelesaian dan keberlangsungan pembangunan yang berkelanjutan sekaligus menjadi solusi pengurangan dampak perubahan iklim.

 

BERITA TERKAIT

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…

BERITA LAINNYA DI CSR

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…