Mengandalkan Proyek Kerjasama - Metland Optimis Pendapatan Tumbuh 10%

NERACA

Jakarta – Lesunya bisnis properti di paruh pertama 2019 menjadi tekanan terhadap kinerja keuangan emiten properti dan termasuk bagi PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland. Meskipun demikian, perseroan tetap optimistis bisa mencetak kinerja positif di paruh kedua tahun ini. “Revenue akan naik tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu karena ada beberapa joint operation yang akan diserahkan di akhir semester ini. Dengan begitu kami bisa mengakui penjualan dan itu akan meningkat,”kata Direktur Keuangan Metropolitan Land, Olivia Surodjo di Jakarta, kemarin.

Sebagai informasi, perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp1,54 triliun naik 10% dibandingkan tahun lalu Rp1,4 triliun. Namun, Olivia tidak bisa menyebutkan kemungkinan laba yang dapat diperoleh dari target tersebut. Pasalnya, beberapa proyek seperti di Metland Menteng merupakan hasil kerjasama dengan Keppel Land seperti di Jakarta dan Tangerang.

Menurutnya penjualan dari hasil joint operation (JO) tidak akan sepenuhnya masuk ke kantong perusahaan. Sebab harus dibagi dua dengan pihak ketiga yaitu Kapple Land. Selain itu, Olivia mengatakan penurunan laba pada semester I/2019 disebabkan karena MTLA tidak melakukan penjualan lahan komersial.“Laba kami menurun karena tahun lalu perseroan menjual lot komersial sehingga marjin yang didapat lebih besar,”ungkapnya.

Sebagai informasi, pada 2018 MTLA membukukan laba bersih Rp482 miliar naik 6,65% dibandingkan tahun lalu Rp453 miliar. Peningkatan pendapatan properti didukung oleh penjualan properti senilai Rp868,4 miliar, tumbuh 112,42% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Semua proyek MTLA memberikan kontribusi  dengan 63% di antaranya berasal dari residensial dan strata title, 25% dari pendapatan sewa pusat perbelanjaan, 9% dari pengoperasian hotel, sisanya 3% dari pengoperasian rekreasi.

Sementara di semester pertama 2019, perseroan mencetak pendapatan sebesar Rp598 miliar naik tipis 0,33% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp596 miliar. Sementara laba bersih MTLA turun 11,42% menjadi Rp210 miliar dari posisi sebelumnya Rp234 miliar. Perseroan menjelaskan, pertumbuhan penjualan properti yang melambat pada awal tahun dan semester pertama tahun ini dirasakan oleh seluruh pengembang properti lantaran momen lebaran yang berdekatan dengan pilpres.

Kata Olivia, setelah berlangsungnya pemilu dan lebaran, pasar properti tidak secara otomatis akan membaik. Perusahaan memperkirakan baru bisa mengejar target dimulai pada Agustus hingga akhir tahun ini. Secara historis, penjualan properti pada masa pemilu selalu melemah dengan fokus masyarakat kepada tingkat konsumsi.

Tahun ini, lanjutnya, perseroan menganggarkan belanja modal tahun ini senilai Rp700 miliar. Perinciannya Rp200 miliar untuk akusisi lahan dan Rp500 miliar untuk pengembangan proyek-proyek exsisting seperti Venya Ubud di Blai dan apartemen Kaliyana, sisanya  pembangunan infrastruktur di proyek exsisting.

BERITA TERKAIT

Tampung 1000 Jemaah - APLN Resmikan Masji Raya Al Azhar Podomoro Park

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sejak lama fokus menyasar pasar Jawa Barat. Perusahaan banyak menebar proyek bisnis…

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…