Kuartal I, Pertumbuhan Kredit Capai 11,55%

 

 

NERACA

 

Jakarta - Pertumbuhan kredit bank di kuartal I 2019 sebesar 11,55 persen secara tahunan (year on year/yoy), ditopang pembiayaan ke sektor tambang dan konstruksi. "Pertumbuhan kredit sektor pertambangan dan konstruksi meningkat signifikan masing-masing tumbuh 31,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan 27,1 persen (yoy)," kata Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis OJK Anto Prabowo dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Sementara, kredit perbankan kepada industri pengolahan yang merupakan salah satu sektor dengan porsi kredit terbesar naik 9,5 persen (yoy). Pertumbuhan industri perbankan itu juga ditopang penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK perbankan itu tumbuh 7,18 persen (yoy). Meskipun OJK mengklaim pertumbuhan DPK itu masih baik, namun angka pertumbuhan pendanaan itu jauh lebih rendah dibanding pertumbuhan kredit yang hingga 11,55 persen.

OJK mengklaim fungsi intermediasi masih didukung likuiditas perbankan yang terjaga pada level yang memadai, yang tercermin dari rasio kecukupan likuiditas (liquidity coverage ratio) dan rasio alat likuid/non-core deposit masing-masing sebesar 201,03 persen dan 113,18 persen. Sedangkan jumlah total aset likuid perbankan mencapai sebesar Rp1.250 triliun pada akhir Maret 2019. "Itu juga berada pada level yang cukup tinggi untuk mendukung pertumbuhan kredit ke depan," ujar Anto. Adapun permodalan industri perbankan ditunjukkan dengan Kecukupan Modal Inti (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan yang menjadi 23,97 persen pada Maret 2019.

Sementara itu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam indikator likuiditas yang dirilis Rabu (24/4) memproyeksi pertumbuhan kredit masih berpeluang untuk lebih tinggi sampai akhir 2019. Sebabnya, hingga pertengahan tahun masih akan ada sedikit perlambatan permintaan kredit korporasi jelang periode Pemilihan Umum (Pemilu). Di sisi lain, Doddy Ariefianto, Direktur Group Surveilians dan Stabilitas Sistem Keuangan LPS mengatakan dana pihak ketiga (DPK) masih akan tumbuh lebih baik sebagai efek dari siklus kredit serta potensi perbaikan arus dana asing dan belanja pemerintah.

Alhasil, pada tahun 2019 ini kredit dan DPK perbankan secara industri proyeksi mampu tumbuh di level 12% dan 8,5%. Sebagai catatan saja, kredit perbankan pada Januari 2019 tumbuh 11,97% secara year on year (yoy). Sedangkan DPK tumbuh lebih lambat 6,39%. Selisih pertumbuhan kredit dan DPK yang cukup tinggi di awal tahun berdampak pada loan to deposit ratio (LDR) perbankan yang bertahan di level 93,23%.

"Gap pertumbuhan ini meningkatkan risiko likuiditas pada beberapa kelompok bank akibat kompetisi bunga," kata Doddy. Ia menambahkan, pertumbuhan kredit pada awal tahun ini masih dominan disumbangkan oleh kredit investasi dan modal kerja, memanfaatkan momentum siklus investasi sebelum Pemilu. Menurut LPS, agar ekspansi kredit bisa tumbuh lebih tinggi diperlukan dorongan dari sisi moneter dan fiskal dari regulator untuk memacu pertumbuhan DPK ke level yang lebih tinggi.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan survei perbankan BI mengindikasikan pertumbuhan kredit baru melambat pada triwulan I 2019. Hal itu sesuai dengan pola di awal tahun. “Dan diprakirakan kembali meningkat pada triwulan II-2019," kata Onny. Perkembangan tersebut tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada triwulan I-2019 sebesar 50,0 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 71,7 persen pada triwulan sebelumnya.

Berdasarkan jenis penggunaan, kata Onny, perlambatan tersebut terutama bersumber dari kredit modal kerja dan kredit investasi. Menurut Onny, pertumbuhan kredit baru diperkirakan meningkat pada triwulan II-2019, didorong peningkatan pertumbuhan ekonomi, risiko penyaluran kredit yang rendah, rasio kecukupan modal yang meningkat, dan likuiditas yang cukup.

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…