Tantangan Capres Bikin Pertumbuhan Ekonomi 6%

 

 

NERACA

 

Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Dr Rizal E Halim menilai pertumbuhan ekonomi enam persen menjadi tantangan bagi masing masing pasangan capres-cawapres untuk melakukan sejumlah akselerasi guna percepatan pertumbuhan ekonomi. "Pasangan capres-cawapres perlu memberikan paparan mengenai bagaimana melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi guna percepatan pertumbuhan di tengah periode bonus demografi," kata Ekonom Universitas Indonesia Rizal E. Halim, Senin (8/4). .

Menurut dia, akselerasi pertumbuhan ekonomi ini penting karena akan mendorong transmisi pembangunan agar berjalan lebih cepat. Rizal mengatakan setidaknya Indonesia membutuhkan pertumbuhan di atas enam persen. Salah satu yang perlu menjadi catatan serius bagi Indonesia yakni bagaimana menstimulasi pasar domestik sehingga konsumsi domestik dapat ditingkatkan, mengingat sebagian besar pertumbuhan Indonesia disumbangkan oleh sektor ini.

Ia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa tahun di kisaran lima persen belum cukup kuat mendorong akselerasi ekonomi nasional. Ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 5,02 persen pada 2014, 4,88 persen pada 2015, 5,02 persen pada 2016, 5,07 persen pada 2017, dan 5,17 persen pada 2018. Potret pertumbuhan tersebut, kata dia, belum mencerminkan kinerja perekonomian terbaik buat Indonesia mengingat periode sebelumnya di kisaran enam persen.

Pertumbuhan lima persen masih menahan sebagian besar kesempatan Indonesia untuk mempercepat berbagai program-program pembangunan daya saing. Pertumbuhan lima persen memang lebih baik jika dibandingkan negara-negara yang bermasalah dengan perekonomiannya (suffering) seperti Argentina, Venezuela, Amerika Serikat atau Uni Eropa. Di sisi lain pertumbuhan lima persen masih kalah jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang yang sedang berusaha bangkit seperti Vietnam, Filipina, Bangladesh, Rwanda dan lain lain. Kesemua negara ini tumbuh di atas enam persen.

Calon wakil presiden Sandiaga Uno menargetkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,5 persen jika terpilih pada Pilpres 2019. "Saya meyakini jika dikelola dengan kuat bersama Prabowo-Sandi, kita bisa tumbuh 6,5 persen di tahun pertama pemerintahan," kata Sandiaga di Pasar Segar, Balikpapan.

Sandi juga menargetkan untuk bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen. Sandi mengatakan, pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen menjamin kelangsungan ekonomi dan tidak masuk jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap). Data terbaru Bank Pembangunan Asia (ADB), pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2 persen, sementara target pertumbuhan ekonomi 7-8 persen.

"Hal ini disebabkan tidak adanya reformasi struktural. Bersama Prabowo-Sandi saya yakin (bisa), karena Pak Prabowo orangnya sangat tegas dan berani akan mengadakan pemerintahan yang kuat," kata mantan Wagub DKI Jakarta itu. Sandi mengatakan, jika reformasi struktural dilakukan maka ekonomi akan tumbuh dan UMKM akan berkembang. Juga bisa mendorong ekspor terevitalisasi. Dampak lain, kata Sandi, ialah impor dapat dikurangi terutama migas yang sekarang mendominasi dan lebih berpihak dengan kebijakan konsumsi serta investasi diyakini ekonomi tumbuh 6,5 persen.

 

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…