Bank Mandiri Incar Bank untuk Diakuisisi

 

NERACA

Jakarta - PT Bank Mandiri Persero Tbk membenarkan sedang mengincar beberapa lembaga keuangan termasuk perbankan untuk diakuisisi pada tahun ini. "Terdapat beberapa lembaga keuangan yang saat ini menjadi target akusisi perseroan, di mana salah satunya adalah bank," kata Senior Vice President Bank Mandiri, Teddy Y Danas, dalam keterbukaan informasi Bank Mandiri yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Rabu (13/3).

Teddy mengatakan akuisisi dilakukan untuk mengekspansi bisnis, dan mencapai target menjadi perusahaan yang memiliki portofolio lengkap produk dan jasa keuangan (one stop financial services). Perseroan juga ingin menjadi konglomerasi keuangan terkemuka di Asia Tenggara. "Perseroan senantiasa membuka membuka peluang ekspansi bisnis untuk merealisasikan aspirasi menjadi 'one stop financial services' yang terkemuka di Asia Tenggara. Salah satu penjajakan ekspansi bisnis tersebut antara lain dengan melakukan akuisisi secara langsung dan tidak langsung," ujar dia.

Teddy menambahkan karena masih dalam tahap kajian, perseroan belum bisa memberikan keterangan rinci proses akuisisi. Perseroan berjanji akan menyampaikan keterbukaan informasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada kesempatan sebelumnya, di awal tahun ini, Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo sudah mengemukakan perseroan memiliki modal sekitar Rp 30 triliun untuk aksi korporasi, termasuk akuisisi. Mandiri kabarnya ingin mengakuisisi bank menengah yang memiliki segmen bisnis yang baik di bidang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Dalam kesempatan sebelumnya, Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk mencaplok saham Bank Permata pasca pernyataan pemegang saham eksisting yang sedang bersiap untuk angkat kaki. “Ya kalau cocok apa saja bisa yang penting cakep dan murah. Mungkin Bank Permata yang disinggung-singgung karena Bank Standard Chartered mau menjual, tapi poinnya adalah kami sudah menyampaikan lebih dahlu bahwa kami akan mencari (lembaga jasa keuangan untuk diakuisisi) sejak paparan kinerja akhir tahun 2018,” katanya.

Meski begitu, Rohan membantah bahwa pihaknya secara spesifik sedang mengincar Bank Permata dan telah melakukan pembicaraan khusus. Menurutnya, sebelum melakukan pendekatan khusus, perseroan masih perlu menyampaikannya ke dalam rencana bisnis bank (RBB) serta meminta izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terlebih dahulu. Padahal, dalam RBB 2019, emiten bersandi BMRI itu belum mencantumkan rencana aksi korporasi untuk mencaplok bank.

Bank BUKU IV tersebut akan melakukan revisi RBB pada Juni mendatang untuk menyertakan aksi akuisisi lembaga jasa keuangan dalam RBB perubahan. “Nama bank yang diincar belum ada. Kami cuma bilang kami punya minat berinvestasi di lembaga keuangan, tapi bukan kepada bank tertentu. Kami punya minat mengakuisisi bank skala menengah karena punya ekses capex tapi kami belum menyampaikan dalam RBB. Windownya ada di Juni,” paparnya.

Ketika ditanya lebih lanjut terkait calon yang dimaksud, Rohan berkelit. Dia hanya menyatakan kriteria perusahaan dimaksud bergerak di bidang bisnis yang belum banyak dipegang oleh Bank Mandiri. BMRI ingin lembaga jasa keuangan tersebut mampu memperkuat bisnis perseroan  yang selama ini dikenal kuat di segmen korporasi besar, BUMN, dan payroll.

Ketua Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan saat ini belum ada pemberitahuan resmi dari lembaga mana pun yang ingin berinvestasi ke Bank Permata. Seperti diketahui, Standard Chartered PLC (SCB) telah mengirimkan sinyal kuat terkait upayanya untuk melepaskan kepemilikan 44,56% sahamnya di Bank Permata yang telah dimiliki selama 10 tahun terakhir.

Sinyal untuk divestasi itu muncul seiring dengan rencana restrukturisasi yang dilakukan bank SCB yang berpusat di London, Inggris tersebut.  Sejumlah analis di dalam negeri memperkirakan ada dua kandidat ideal yang punya peluang besar untuk menyerap saham Bank Permata, yakni Bank Mandiri dan bank asal Jepang yakni Mihuzo. Adapun, pemegang saham pengendali Bank Permata saat ini yakni PT Astra International Tbk. dan Standard Chartered Bank (SCB). Keduanya berbagi rata kepemilikan 89,12% saham. 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…