Kinerja IKNB Diprediksi Melambat

 

NERACA

Jakarta – Deputi Komisioner Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Moh Ihsanudin memprediksi bahwa kinerja IKNB pada tahun ini akan melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Penyebabnya, kata Ihsanudin, karena perlambatan ekonomi global dan tahun pemilu.

Menurut dia, perlambatan ekonomi global terlihat dari beberapa harga komoditas yang turun sehingga kinerja IKNB seperti perusahaan multifinance juga kena dampaknya. “Yang pasti pembiayaan untuk alat berat akan ikut turun, sektor otomotif juga demikian hingga sektor property juga akan melemah. Saya melihat perlambatan ekonomi global belum juga pulih,” katanya di Jakarta, Selasa (12/3).

Terlebih lagi, bulan April mendatang akan digelar pemilihan presiden juga pemilihan legislatif. Akibatnya, perlambatan akan terjadi sejenak. Diharapkan kondisi akan kondusif setelah gelaran politik itu sehingga pelaku sektor riil atau sektor finansial bisa cepat bangkit kembali.  Selain itu, current account deficit (CAD) juga disebut mempengaruhi kinerja IKNB.

OJK , kata Ihsan, dalam hal ini mendukung otoritas moneter dan fiskal untuk mendorong adanya kegiatan ekspor.  IKNB disebut berperan penting dalam hal CAD. "Kita juga lakukan revitalisasi lembaga LPEI. Ini harus didorong disamping pembiayaan para eksportir sudah dibiayai bank mereka juga harus mengisi market gap yang sekarang masih susah didapatkan," jelasnya.

Guna membantu meningkatkan ekspor, perusahaan multifinance didorong untuk melakukan pembiayaan di sektor-sektor prioritas, yaitu sektor pariwisata dan sektor perumahan, dan sektor yang mendukung ekspor. "Jadi industri jasa keuangan kita juga didorong untuk melakukan pembiayaan ke sektor-sektor prioritas, yaitu sektor yang mendukung ekspor, sektor pariwisata, dan sektor perumahan." tandas Ihsan.

Sekedar informasi, kinerja perusahaan pembiayaan melambat di awal tahun ini Pertumbuhan penyaluran pembiayaan hanya naik 5,36 persen per Januari 2019 menjadi Rp438,81 triliun dari posisi Januari 2018 yang sebesar Rp416,48 triliun. Padahal, total penyaluran pembiayaan Januari 2018 naik 6,92 persen dibandingkan penyaluran pembiayaan tahun sebelumnya yang sebesar Rp389,52 triliun.

Statistik Lembaga Pembiayaan yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memaparkan pembiayaan yang disalurkan 185 perusahaan pada Januari 2019 didominasi oleh pembiayaan multiguna sebesar Rp259,82 triliun. Capaian itu meningkat 5,53 persen dari sebelumnya sebesar Rp246,2 triliun. 

Kemudian, segmen pembiayaan investasi menjadi penyumbang terbesar kedua sebesar Rp136,07 triliun. Diikuti oleh segmen modal kerja Rp23,74 triliun, syariah Rp19,02 triliun, dan pembiayaan lainnya berdasarkan persetujuan OJK sebesar Rp133 miliar. 

Pada 2018, OJK mencatat Risk-Based Capital industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 315 persen dan 412 persen, lebih tinggi dari threshold 120 persen. Gearing ratio perusahaan pembiayaan pun tercatat sebesar 2,97 kali, jauh di bawah threshold maksimal sebesar 10 kali.
 
Untuk 2019, OJK memperkirakan pertumbuhan aset asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing diperkirakan tumbuh sebesar 10 sampai 13 persen dan 14 sampai 17 persen. Aset perusahaan pembiayaan tumbuh delapan sampai dengan 11 persen.
 
Sementara itu, OJK memprediksi aset dana pensiun diperkirakan tumbuh moderat. Untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja asetnya diprediksi tumbuh antara tujuh hingga sembilan persen dan sekitar 13 hingga 16 persen untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan.

BERITA TERKAIT

BI Catat Term Deposit Valas DHE Capai US$1,9 Miliar

    NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri melalui instrumen Term…

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun NERACA Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) secara konsolidasi membukukan…

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow NERACA Jakarta - Ekonom Andry Asmoro menilai kenaikan suku bunga acuan Bank…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

BI Catat Term Deposit Valas DHE Capai US$1,9 Miliar

    NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri melalui instrumen Term…

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun

Kuartal I, BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun NERACA Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) secara konsolidasi membukukan…

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow

Kenaikan BI Rate Disebut Bakal Picu Capital Inflow NERACA Jakarta - Ekonom Andry Asmoro menilai kenaikan suku bunga acuan Bank…