Kerangka Kerja Pembangunan Ekonomi

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Ekonomi dan Industri

 

Unilateralisasi dalam perspektif pembangunan adalah keputusan politik yang bersifat sepihak dan memihak untuk membangun peradaban. Kerangka kerja pembangunan ekonomi China yang kini memasuki tahap melakukan inisiasi Belt and Road sesungguhnya merupakan kerangka kerja pembangunan untuk menjadi sebuah negara peradaban dan sekaligus sebagai negara benua.

Indonesia dengan NKRI pada dasarnya memiliki potensi kuat untuk menjadi kekuatan politik dan ekonomi yang berpengaruh di kawasan regional maupun di tingkat global. Keputusan sepihak (unilateral) dan memihak untuk kepentingan nasional sebagai sikap politik semacam itu tidak salah karena hal tersebut adalah cermin cita-cita untuk menjadi bangsa yang maju, mandiri, dan unggul di dunia.

NKRI dalam perspektif geopolitik dan geoekonomi clear untuk dikembangkan menjadi sistem ekonomi nasional terintegrasi yang perlu didukung oleh konsensus politik. Dibangun atas dasar pendekatan lintas wilayah dan lintas sektor adalah sebuah pendekatan yang seharusnya dilakukan. Pendekatan integrasi sumber daya ekonomi yang harus saling terkoneksi sebagai pusat- pusat pertumbuhan ekonomi, dan terangkai dalam satu kesatuan sistem ekonomi nasional.

Desentralisasi ekonomi harus dipahami sebagai upaya peningkatan peran masyarakat secara emansipatif sebagai penggerak  pembangunan ekonomi pada pusat-pusat pertumbuhan. Karena itu, keputusan politik ekonominya harus dikonstruksikan  dalam satu pemahaman bahwa komitmen bersama untuk mewujudkan kesatuan sistem ekonomi adalah merupakan pengutamaan dan pengamanan kepentingan nasional.

Sebab itu, NKRI harus diikat dalam satu sabuk (belt) dan satu jalan (road) beserta peta jalannya. Konsep ini semestinya menjadi inisiasi Indonesia karena kita NKRI butuh satu ikatan dan satu jalan dan peta jalan untuk bertransformasi dari negara berkembang menjadi negara maju yang tidak ada lagi ketimpangan antar wilayah, antar sektor dan antar kelompok pendapatan.

Dan jika sekarang diterapkan tentu tidak menjadi copy paste, tapi karena kita butuh dengan melihat peta geopolitik dan geoekonomi yang ada. Keterhubungan bersifat pisik dan teknologi, yang menjembatani keterkaitan ekonomi yang bersifat lintas wilayah dan lintas sektor adalah proyek pembangunan yang berdurasi panjang.

Secara teknologi dirangkai melalui program MAKING IND0NESIA 4.0. Secara fisik terhubung dalam satu kluster infrastruktur yang efisien dimana master plan keterkaitan antara infrastruktur darat, laut, dan udara sudah terpolakan sehingga berapa beban biaya logistik bisa ditekan sudah dapat diprediksikan.

Tidak salah kalau kemudian diperlukan adanya sistem perencanaan yang matang. Sehingga janji pembangunan diperlukan melalui pendekatan  keputusan politik tingkat tinggi yang dihasilkan melalui konsensus nasional. Tidak bisa diputuskan oleh pemerintah sendiri.

BERITA TERKAIT

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

BERITA LAINNYA DI

Tantangan APBN Usai Pemilu

   Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Pemilu untuk Presiden dan Wakil Presiden, serta DPR, DPD…

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…